Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Blok Migas besar milik Indonesia seperti Blok Cepu dan Blok Rokan, bisa menjadi andalan dalam mempertahankan produksi Migas Nasional. Asalkan ada optimalisasi, hal itu bisa diwujudkan.

Pernyataan ini disampaikan Founder & Advisor ReforMiner Institute, Pri Agung Rakhmanto, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (13/8/2024). Menurutnya, ada blok-blok besar Migas di Indonesia yang bisa diandalkan untuk kepentingan itu.

"Di samping itu, tentu perlu percepatan operasi blok-blok baru yang besar seperti Blok Andaman dan Blok Masela, termasuk dukungan terhadap proyek Indonesia Deepwater Development/IDD," kata Pri Agung seperti dilansir Antara.

Dukungan infrastruktur, juga diperlukan untuk mendorong peningkatan produksi Migas Nasional. Dukungan infrastruktur itu harus memadai agar bisa mempercepat operasi blok migas skala besar yang selama ini telah ditemukan.

Lifting Migas ditargetkan bisa mencapai 635 ribu barel/hari (bph) di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024. Sedangkan lifting gas bumi ditargetkan mencapai 1.033 ribu barrel oil equivalent/hari (BOEPD).

Kinerja SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi), KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) dalam mengawal operasional sektor hulu migas sudah maksimal. Tantangan terbesar mereka adalah menemukan lapangan baru dan mempercepat operasinya.

Dengan demikian, pengembangan lapangan baru akan sangat membantu peningkatan produksi migas. Produksi perdana Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur, pada 9 Agustus 2024, adalah salah satu contoh. Keberadaan BUIC di Blok Cepu, telah memberikan tambahan produksi hingga 13.300 barel minyak per hari.

Lebih lanjut, Pri Agung menambahkan untuk mendorong percepatan produksi blok-blok migas besar, pemerintah juga perlu memberikan dukungan infrastruktur yang memadai. Hal itu untuk memastikan distribusi hasil produksi, khususnya gas mampu terserap dengan baik.

"Contohnya, pemerintah perlu menggenjot infrastruktur agar gas yang ada di Jawa Timur bisa mengalir ke Jawa Tengah hingga Jawa Barat, dan bisa diserap secara optimal oleh industri," kata Pri Agung.

Sementara itu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan, setelah mengebor sejak April 2024 di BUIC, ditemukan kolom minyak yang diperkirakan bisa memproduksi hingga 42,92 juta barel minyak. Produksi BUIC tersebut semakin menambah jumlah proyek hulu migas yang onstream di 2024 ini menjadi sembilan proyek dari 15 proyek yang ditargetkan.

Menteri ESDM juga mengharapkan produksi perdana BUIC akan turut mendongkrak kembali produktivitas minyak di Indonesia yang tengah berada dalam tren penurunan. Sebelum BUIC, sudah ada delapan proyek hulu migas lain yang onstream dengan total belanja modal (capital expenditure) yang digelontorkan mencapai 87,56 juta dolar AS.

 

Komentar

Terpopuler