Sandal Pemulihan Patah Tulang Berhasil Diciptakan
Budi Santoso
Jumat, 27 September 2024 17:16:00
Murianews, Yogyakarta – Sandal pemulihan patah tulang berhasil diciptakan. Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan sandal berbasis "loadcell-accelerometer" untuk membantu proses pemulihan patah tulang ekstremitas bawah.
Inovasi itu ditujukan untuk mengatasi kesulitan monitoring ketercapaian latihan beban atau weight bearing (WB) yang kerap dialami dokter ortopedi dan pasien patah tulang. Hal ini seperti disampaikan oleh Ketua tim mahasiswa UGM Maya Aida, Jumat (27/9/2024) di Yogyakarta seperti dilansir Antara.
"Sandal ini dirancang untuk membantu pasien melakukan latihan 'weight bearing' (penumpuan beban) dan 'range of motion' (langkah) dengan lebih tepat selama proses pemulihan," ujar Maya Aida menjelaskan.
Keluh kesah salah satu pasien patah tulang, menjadi awal dari terciptanya inovasi sandal pemulihan patah tulang ini. Permasalahan ini kemudian dibahas dan kemudian muncul ide untuk membuat sandal berbasis loadcell-accelerometer.
"Kami kemudian lantas mengangkat permasalahan ini dalam penelitian sebagai bagian dari program kreativitas," kata mahasiswa Prodi Manajemen Informasi Kesehatan Sekolah Vokasi UGM itu.
Sandal pemulihan ini merupakan peralatan terapi yang dilengkapi dengan sensor "loadcell" dan "accelerometer". Sensor ini dapat mengukur serta memberikan umpan balik secara seketika kepada pengguna mengenai distribusi beban dan langkah yang benar pada kaki yang fraktur.
Selain itu, sandal pemulihan ini juga terintegrasi dengan telepon pintar. Sehingga pengaturan saran persentase beban dari dokter ortopedi dan pencatatan serta monitoring latihan beban yang dilakukan pasien bisa disesuaikan dengan tepat.
"Sandal terapi ini dapat memudahkan dokter ortopedi dan pasien dalam memantau ketercapaian latihan beban yang telah dilakukan, yang secara umum dimulai minggu keempat pasca-operasi patah tulang ekstremitas bawah sampai waktu-waktu berikutnya secara bertahap pasien dapat berjalan tanpa menggunakan alat bantu," tambahnya.
Sementara itu, Nathasya Angelliya, mahasiswa yang juga terlibat dalam penciptakan sandal pemulihan ini menyebut inovasinya tengah dalam roses pengajuan paten. Ini dilakukan untuk melindungi karya dan mengembangkannya untuk penggunaan yang lebih luas.
"Penggunaan teknologi sensor 'load cell' dan 'accelerometer' dalam kreativitas ini membuka peluang untuk pemanfaatan lebih lanjut dalam pengembangan iptek di bidang kesehatan," kata mahasiswa Ilmu Keperawatan FKKMK UGM itu.
Selain Maya Aida dan Nathasya, Tim Mahasiswa UGM pencipta sandal pemulihan ini adalah Aditya Kyran Santoso (Prodi Elektronika dan Instrumentasi FMIPA UGM), Ignatius Gerald Handono (Prodi Elektronika dan Instrumentasi FMIPA), dan Bitta Nathaniela Purwoko (Prodi Manajemen Informasi Kesehatan Sekolah Vokasi UGM).
Murianews, Yogyakarta – Sandal pemulihan patah tulang berhasil diciptakan. Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan sandal berbasis "loadcell-accelerometer" untuk membantu proses pemulihan patah tulang ekstremitas bawah.
Inovasi itu ditujukan untuk mengatasi kesulitan monitoring ketercapaian latihan beban atau weight bearing (WB) yang kerap dialami dokter ortopedi dan pasien patah tulang. Hal ini seperti disampaikan oleh Ketua tim mahasiswa UGM Maya Aida, Jumat (27/9/2024) di Yogyakarta seperti dilansir Antara.
"Sandal ini dirancang untuk membantu pasien melakukan latihan 'weight bearing' (penumpuan beban) dan 'range of motion' (langkah) dengan lebih tepat selama proses pemulihan," ujar Maya Aida menjelaskan.
Keluh kesah salah satu pasien patah tulang, menjadi awal dari terciptanya inovasi sandal pemulihan patah tulang ini. Permasalahan ini kemudian dibahas dan kemudian muncul ide untuk membuat sandal berbasis loadcell-accelerometer.
"Kami kemudian lantas mengangkat permasalahan ini dalam penelitian sebagai bagian dari program kreativitas," kata mahasiswa Prodi Manajemen Informasi Kesehatan Sekolah Vokasi UGM itu.
Sandal pemulihan ini merupakan peralatan terapi yang dilengkapi dengan sensor "loadcell" dan "accelerometer". Sensor ini dapat mengukur serta memberikan umpan balik secara seketika kepada pengguna mengenai distribusi beban dan langkah yang benar pada kaki yang fraktur.
Selain itu, sandal pemulihan ini juga terintegrasi dengan telepon pintar. Sehingga pengaturan saran persentase beban dari dokter ortopedi dan pencatatan serta monitoring latihan beban yang dilakukan pasien bisa disesuaikan dengan tepat.
"Sandal terapi ini dapat memudahkan dokter ortopedi dan pasien dalam memantau ketercapaian latihan beban yang telah dilakukan, yang secara umum dimulai minggu keempat pasca-operasi patah tulang ekstremitas bawah sampai waktu-waktu berikutnya secara bertahap pasien dapat berjalan tanpa menggunakan alat bantu," tambahnya.
Sementara itu, Nathasya Angelliya, mahasiswa yang juga terlibat dalam penciptakan sandal pemulihan ini menyebut inovasinya tengah dalam roses pengajuan paten. Ini dilakukan untuk melindungi karya dan mengembangkannya untuk penggunaan yang lebih luas.
"Penggunaan teknologi sensor 'load cell' dan 'accelerometer' dalam kreativitas ini membuka peluang untuk pemanfaatan lebih lanjut dalam pengembangan iptek di bidang kesehatan," kata mahasiswa Ilmu Keperawatan FKKMK UGM itu.
Selain Maya Aida dan Nathasya, Tim Mahasiswa UGM pencipta sandal pemulihan ini adalah Aditya Kyran Santoso (Prodi Elektronika dan Instrumentasi FMIPA UGM), Ignatius Gerald Handono (Prodi Elektronika dan Instrumentasi FMIPA), dan Bitta Nathaniela Purwoko (Prodi Manajemen Informasi Kesehatan Sekolah Vokasi UGM).