Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Genosida di Palestina adalah bukti terang-benderang betapa manusia tak lagi punya malu untuk memamerkan kebiadabannya. Tentang ini, Anis Sholeh Ba’asyin mengulasnya di acara Ngaji NgAllah Suluk Maleman edisi 155.

”Tidak hanya kehilangan rasa malu, tapi malah aktif mengembangkan beragam narasi untuk membendung empati publik internasional terhadap korban mereka.
Mulai dari narasi tentang hak mempertahankan diri sampai anti-semitisme,” demikian dikatakan Anis Sholeh Ba’asyin.

Ngaji NgAllah Suluk Maleman edisi 155 berlangsung Sabtu (16/11/2024) di Rumah Adab Indonesia Mulia. Acara ini berlangsung khusuk dan penuh dialektika.

Mengutip Leo Tolstoy, salah seorang sastrawan besar dari Rusia, Anis menyatakan, manusia baru bisa disebut manusia bila ia mampu merasakan sakit yang diderita orang lain. Dari sudut pandang ini, narasi yang berkembang tentang Palestina tersebut pada dasarnya mencoba menjauhkan manusia dari hakikat kemanusiaannya.

Acara Ngaji NgAllah Suluk Maleman, pada kesempatan ini mengambil tajuk ‘Dunia Yang Makin Ajaib’. Dari sini Anis Sholeh Ba’asyin menjelaskan betapa peradaban modern makin menjauhkan manusia dari dirinya sendiri.

Apa yang terjadi di Palestina pada dasarnya adalah terbukanya kotak pandora yang menunjukkan wajah asli peradaban kita.

“Dengan dilunturkannya kemanusiaan, manusia kehilangan dasar keberadaannya. Dan ini membuat kita lebih dekat ke neraka, dunia mau pun akhirat,” katanya.

Budayawan asal Pati itu menyesalkan jika ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini tidak membuat manusia lebih baik, tapi justru semakin buruk. Tak sedikit hasilnya yang dipakai untuk memanipulasi kesadaran manusia.

“Jangan sampai kita memasuki masa dimana yang disebut manusia hanya tinggal casingnya saja, wadahnya saja, tapi isinya entah apa,” satirnya.

Anis juga Menyinggung........

  • 1
  • 2

Komentar

Terpopuler