Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta– Terpilihnya Agus Suparmanto sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 2025–2030 secara aklamasi di Muktamar X PPP, Minggu (28/9/2025) dini hari, bukan sekadar pergantian pucuk pimpinan.

Di balik kompaknya suara peserta muktamar, mungkin ini adalah jalan tengah yang dicari PPP, setelah sempat ada penolakan laporan pertanggungjawaban kepengurusan sebelumnya. Eks Menteri Perdagangan itu maju sebagai calon tunggal setelah tidak ada figur lain yang mencalonkan diri.

Situasi ini bisa memperlihatkan dua hal, pertama, adanya konsensus internal untuk menghindari konflik terbuka. Kedua, minimnya tokoh alternatif yang berani tampil di hadapan muktamirin.

Agus Suparmanto tidak hanya akan menjadi ketua umum PPP, tetapi juga otomatis memimpin tim formatur yang beranggotakan unsur DPP PPP dan DPW PPP. Tugasnya cukup berat, dalam waktu 30 hari dirinya harus bisa meramu komposisi pengurus yang bisa merangkul faksi lama sekaligus memberi ruang regenerasi di tubuh PPP.

“PPP adalah partai persatuan. Sebelum menyatukan bangsa, satukan diri kita dulu,” tegas Agus Suparmanto dalam pidato perdananya seperti yang dirilis DPP PPP. Pernyataan ini seakan mengafirmasi kondisi internal partai PPP yang selama beberapa periode kerap diwarnai perpecahan.

Menariknya, proses menuju aklamasi justru dimulai dari dinamika yang tajam. Peserta muktamar menolak laporan pertanggungjawaban DPP PPP sebelumnya. Ini menunjukan sinyal tentang rapuhnya kepercayaan kader terhadap pengurus lama.

Namun, alih-alih melahirkan pertarungan politik yang sengit, forum memilih jalan musyawarah mufakat dengan mengusung Agus Suparmanto. Langkah aklamasi ini bisa dibaca sebagai strategi penyelamatan, PPP tidak ingin keluar dari muktamar dengan luka baru.

Muktamar...

  • 1
  • 2

Komentar