Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memperpanjang bantuan pangan beras hingga Juni 2024. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga ketersediaan stok dan memastikan kelangsungan dukungan kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan keputusan ini sebagai wujud perhatian pemerintah terhadap masyarakat berpenghasilan rendah.

”Presiden Joko Widodo meminta untuk selalu memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP), yang nantinya disalurkan melalui bantuan pangan beras kepada 22 juta KPM hingga Juni 2024,” kata Arief mengutip Detik.com, Senin (20/11/2023).  

Arief menegaskan, perpanjangan bantuan ini tidak memiliki muatan politis dan semata-mata bertujuan untuk membantu masyarakat. Ia juga menekankan untuk penyaluran ke masyarakat akan tetap tepat sasaran dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik.

Menyikapi isu pergeseran waktu panen raya yang diperkirakan mundur 1-2 bulan karena adanya Pemilu di Februari dan Idul Fitri di April 2024, Arief menyatakan pemerintah akan mengantisipasi perubahan ini. Panen raya biasanya terjadi pada Maret dan April, tetapi dapat mundur hingga Mei atau Juni.

”Tentunya NFA bersama Perum Bulog akan mengantisipasi pergeseran masa panen raya tahun depan apabila benar tidak terjadi di Maret dan April. Kita komitmen akan menyerap produksi beras dalam negeri untuk terus memperkuat stok CBP,” ujar Arief.

Dalam dua tahun terakhir, puncak produksi beras bulanan terjadi pada Maret dan April. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras pada Maret 2022 sebesar 5,49 juta ton dan April 2022 sebesar 4,45 juta ton. Tren yang sama terjadi di 2023, di mana pada Maret 2023 produksi beras mencapai 5,13 juta ton dan April 2023 sebesar 3,66 juta ton.

Arief mengingatkan, bantuan pangan beras memiliki peran penting sebagai unsur penekan harga beras di tingkat konsumen dan menjaga inflasi nasional. Meskipun sumber Cadangan Beras Pemerintah (CBP) termasuk beras dari luar negeri, harga di tingkat petani tetap terjaga.

”Bantuan pangan beras ini tidak hanya menjaga inflasi tetapi juga dapat menguatkan daya beli masyarakat. Ini terbukti dengan penurunan tingkat inflasi beras setelah penyaluran tahap pertama dan kedua pada tahun ini,” ungkap Arief.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler