Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Seiring dengan kedatangan jemaah haji Indonesia di Madinah, penting bagi mereka untuk selalu memperhatikan keamanan dan kewaspadaan, terutama terkait dengan identitas pribadi mereka.

Sekretaris Daerah Kerja (Daker) Bandara, Asep Rohadian memberikan imbauan kepada seluruh jemaah haji terkait penggunaan kartu identitas. Asep Rohadian menegaskan, kartu identitas jemaah adalah hal yang sangat penting untuk dipertahankan selama di perjalanan haji.

”Kami mengimbau untuk jemaah haji, jangan pernah melepas atau selalu membawa kalung jemaah yang selama ini menempel ke jemaah haji,” katanya dikutip dari laman resmi Kemenag, Sabtu (18/5/2024).

Menurutnya, kalung tersebut berisi identitas jemaah yang diperlukan mereka ketika ada permasalahan di lapangan.

Menurut catatan Tim Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Bandara, masih terjadi peristiwa di mana banyak kartu identitas jemaah yang tercecer saat jemaah mendarat di bandara.

Menurutnya, hal ini menjadi masalah serius karena dapat menyulitkan jemaah dalam menemukan lokasi penginapan jika tersesat di Madinah.

Asep menekankan pentingnya kartu identitas ini sebagai alat untuk mendapatkan informasi terkait lokasi penginapan jemaah. Kartu identitas ini sangat penting karena dapat membantu petugas dalam melacak keberadaan jemaah.

”Misalkan ada yang tersesat di jalan, petugas bisa melacak jemaah tinggal di hotel mana,” imbuhnya.

Selain imbauan terkait kartu identitas, Asep juga mengingatkan jemaah untuk membawa barang bawaan yang penting saja ke tanah suci. Ia menyarankan agar jemaah tidak membungkus barang bawaan dengan isolasi lakban (perekat) yang dapat mencurigakan petugas bandara.

”Kami juga mengimbau kepada para jemaah haji untuk tidak terlalu membawa banyak barang bawaan termasuk melakban barang bawaan untuk memudahkan petugas saat bongkar muat di bandara,” kata Asep.

Dari catatannya, hingga hari keenam kedatangan jemaah haji Indonesia di Madinah, total sudah lebih dari 30 ribu jemaah dari 83 kloter yang tiba. Angka ini mencakup sekitar 30 persen dari total 90 ribu jemaah Indonesia yang dijadwalkan tiba pada gelombang pertama.

Komentar