Kamis, 20 November 2025

Murianews, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, gempa tektonik yang mengguncang Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), disebabkan oleh aktivitas deformasi batuan di Lempeng Indo-Australia.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi menengah dengan mekanisme pergerakan turun atau yang dikenal sebagai normal fault.

”Gempa ini berjenis gempa bumi menengah dengan mekanisme pergerakan turun atau normal fault,” ujar Daryono dikutip dari Antara, Sabtu (10/8/2024).

Daryono juga memastikan bahwa gempa dengan kekuatan terkini sebesar 5,1 magnitudo tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami, sehingga masyarakat diimbau untuk tetap tenang.

Sebelumnya, Sabtu dini hari, BMKG melaporkan adanya gempa dengan kekuatan 5,7 magnitudo di wilayah Sumba Timur.

Gempa tersebut berpusat di laut, dengan koordinat 9,45° LS dan 120,57° BT, berjarak sekitar 47 kilometer arah Timur Laut Waingapu, Sumba Timur, pada kedalaman 72 kilometer.

Gempa ini dilaporkan terasa di wilayah Waingapu dengan intensitas II-III MMI. Hingga Sabtu dini hari, BMKG memastikan tidak ada gempa susulan, dan juga tidak ada kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Masyarakat disarankan untuk mengikuti informasi resmi melalui aplikasi daring infoBMKG, media sosial resmi BMKG, atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya.

Komentar

Terpopuler