Pesawat yang membawa 181 orang tersebut keluar dari landasan pacu, menabrak dinding pembatas, dan terbakar hebat. Hingga Senin (30/12/2024), sebanyak 179 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara dua awak berhasil diselamatkan.
Pesawat jenis Boeing 737-800 itu sedang dalam perjalanan pulang dari Bangkok, Thailand, dan dijadwalkan mendarat di Muan pada pukul 09.00 waktu setempat.
Kejadian bermula saat pesawat mendekati bandara dan diberi peringatan oleh menara kontrol mengenai adanya kawanan burung di jalur pendaratan. Pesawat mencoba mendarat, tetapi roda pendaratan tidak berhasil diaktifkan.
Video amatir menunjukkan pesawat meluncur di landasan pacu dengan asap tebal mengepul sebelum akhirnya keluar dari landasan, menabrak dinding, dan meledak.
Beberapa saksi mata menyebutkan adanya suara ledakan keras dan api yang muncul dari mesin pesawat Jeju Air sebelum kecelakaan.
”Saya melihat pesawat itu berputar-putar dan mendengar suara seperti logam bergesekan sebelum ledakan besar terjadi,” ujar Yoo Jae-yong dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (30/12/2024).
Murianews, Jakarta – Dunia penerbangan kembali berduka setelah pesawat Jeju Air 7C 2216 mengalami kecelakaan fatal di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu pagi (29/12/2024).
Pesawat yang membawa 181 orang tersebut keluar dari landasan pacu, menabrak dinding pembatas, dan terbakar hebat. Hingga Senin (30/12/2024), sebanyak 179 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara dua awak berhasil diselamatkan.
Pesawat jenis Boeing 737-800 itu sedang dalam perjalanan pulang dari Bangkok, Thailand, dan dijadwalkan mendarat di Muan pada pukul 09.00 waktu setempat.
Sebelum insiden, pilot Jeju Air sempat melaporkan keadaan darurat (mayday) karena dugaan tabrakan dengan burung.
Kejadian bermula saat pesawat mendekati bandara dan diberi peringatan oleh menara kontrol mengenai adanya kawanan burung di jalur pendaratan. Pesawat mencoba mendarat, tetapi roda pendaratan tidak berhasil diaktifkan.
Video amatir menunjukkan pesawat meluncur di landasan pacu dengan asap tebal mengepul sebelum akhirnya keluar dari landasan, menabrak dinding, dan meledak.
Beberapa saksi mata menyebutkan adanya suara ledakan keras dan api yang muncul dari mesin pesawat Jeju Air sebelum kecelakaan.
”Saya melihat pesawat itu berputar-putar dan mendengar suara seperti logam bergesekan sebelum ledakan besar terjadi,” ujar Yoo Jae-yong dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (30/12/2024).
Tabrakan dengan burung...
Berdasarkan penyelidikan awal, kemungkinan besar kecelakaan ini disebabkan oleh tabrakan dengan burung, yang diduga tersedot ke dalam mesin pesawat.
Seorang saksi bernama Jung mengatakan, ia melihat kawanan burung terbang ke arah pesawat sesaat sebelum mendarat.
Namun, pejabat berwenang juga mempertimbangkan faktor cuaca buruk dan potensi gangguan teknis lainnya. Data dari perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan telah diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Kepala manajemen Jeju Air menepis dugaan insiden ini disebabkan oleh kelalaian perawatan pesawat atau kesalahan pilot. Sang pilot, yang memiliki pengalaman terbang lebih dari 6.800 jam, dinyatakan kompeten oleh Departemen Transportasi Korea Selatan.