Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur hal ini diperkirakan akan rampung pada pekan depan.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), yang ditunjuk sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Pangan, Air, dan Energi, mengungkapkan hal ini dalam acara Indonesia Net-Zero Summit 2025 di Jakarta, Sabtu (26/7/2025).
Menurut Zulhas, inisiatif ini sangat selaras dengan program 80.000 Koperasi Desa atau Kopdes Merah Putih yang telah diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 21 Juli 2025.
Ia menambahkan, saat ini Indonesia mengeluarkan sekitar 25 miliar dolar AS per tahun untuk subsidi energi.
”Jika dana subsidi energi dipakai untuk membangun panel surya, dalam waktu empat hingga lima tahun, kita tidak perlu lagi mengeluarkan subsidi di tahun-tahun berikutnya,” ujarnya.
Zulhas menyampaikan, nantinya setiap desa akan mengalokasikan 1 hingga 1,5 hektare lahan untuk instalasi panel surya. Dengan target 80.000 desa, total lahan yang akan digunakan mencapai sekitar 120 ribu hektare.
Murianews, Jakarta – Pemerintah Indonesia tengah serius menggarap regulasi untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di desa-desa. Hal ini sebagai bagian integral dari upaya percepatan swasembada energi nasional.
Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur hal ini diperkirakan akan rampung pada pekan depan.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), yang ditunjuk sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Pangan, Air, dan Energi, mengungkapkan hal ini dalam acara Indonesia Net-Zero Summit 2025 di Jakarta, Sabtu (26/7/2025).
Menurut Zulhas, inisiatif ini sangat selaras dengan program 80.000 Koperasi Desa atau Kopdes Merah Putih yang telah diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 21 Juli 2025.
”Nanti kita akan membangun listrik berbasis solar panel. Sudah dihitung investasinya kira-kira 100 miliar dolar AS,” kata Zulhas dikutip dari Antara.
Ia menambahkan, saat ini Indonesia mengeluarkan sekitar 25 miliar dolar AS per tahun untuk subsidi energi.
”Jika dana subsidi energi dipakai untuk membangun panel surya, dalam waktu empat hingga lima tahun, kita tidak perlu lagi mengeluarkan subsidi di tahun-tahun berikutnya,” ujarnya.
Zulhas menyampaikan, nantinya setiap desa akan mengalokasikan 1 hingga 1,5 hektare lahan untuk instalasi panel surya. Dengan target 80.000 desa, total lahan yang akan digunakan mencapai sekitar 120 ribu hektare.
Integrasi lokal...
Sistem kelistrikan ini, imbuh Zulhas, dirancang untuk terintegrasi secara lokal, dimulai dari tingkat desa, lalu berlanjut ke kecamatan, hingga kabupaten. Penyimpanan energi akan menggunakan teknologi baterai.
Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kelistrikan secara signifikan, mengingat biaya listrik dan transmisi melalui PLN saat ini masih tergolong tinggi.
”Jadi nanti panel suryanya berbasis desa, kecamatan, dan kabupaten. Dan diharapkan dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun, Indonesia akan berdaulat di bidang energi, terutama energi baru dan terbarukan,” kata Zulhas.