Sehingga komoditas seperti jagung, singkong, dan tebu diprediksi akan menjadi primadona baru seiring meningkatnya kebutuhan bahan baku bioetanol dan metanol tersebut.
Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), saat pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu (15/10/2025).
Zulhas menilai, kebijakan menuju penggunaan bensin dengan campuran 10 persen etanol dan metanol membawa dampak luas bagi perekonomian, terutama sektor pertanian.
Peningkatan kebutuhan bahan baku ini otomatis menuntut pembangunan industri pengolahan yang mampu menyerap hasil panen petani.
”Bayangkan betapa akan meningkat kemampuan petani kita. Kalau besok kita menuju 10 persen etanol dan metanol, berarti harus membangun industrinya,” ujar Zulhas dikutip dari Antara, Kamis (16/10/2025).
Ia menekankan, jagung, singkong, hingga tebu akan menjadi komoditas bernilai tinggi karena semuanya dapat diolah menjadi bahan bakar nabati.
”Berarti kalau orang menanam jagung akan laku keras, kalau orang tanam singkong akan laku karena itu untuk etanol dan metanol. Bayangkan, tidak akan ada tanah kosong nanti. Tanam singkong laris, tanam jagung laris, tanam tebu apalagi untuk etanol,” paparnya.
Murianews, Jakarta – Para
, singkong hingga tebu pada 2026 mendatang akan ketiban berkah. Pasalnya, pemerintah bakal mengembangkan penggunaan bahan bakar etanol dan metanol.
Sehingga komoditas seperti jagung, singkong, dan tebu diprediksi akan menjadi primadona baru seiring meningkatnya kebutuhan bahan baku bioetanol dan metanol tersebut.
Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), saat pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu (15/10/2025).
Zulhas menilai, kebijakan menuju penggunaan bensin dengan campuran 10 persen etanol dan metanol membawa dampak luas bagi perekonomian, terutama sektor pertanian.
Peningkatan kebutuhan bahan baku ini otomatis menuntut pembangunan industri pengolahan yang mampu menyerap hasil panen petani.
”Bayangkan betapa akan meningkat kemampuan petani kita. Kalau besok kita menuju 10 persen etanol dan metanol, berarti harus membangun industrinya,” ujar Zulhas dikutip dari Antara, Kamis (16/10/2025).
Ia menekankan, jagung, singkong, hingga tebu akan menjadi komoditas bernilai tinggi karena semuanya dapat diolah menjadi bahan bakar nabati.
”Berarti kalau orang menanam jagung akan laku keras, kalau orang tanam singkong akan laku karena itu untuk etanol dan metanol. Bayangkan, tidak akan ada tanah kosong nanti. Tanam singkong laris, tanam jagung laris, tanam tebu apalagi untuk etanol,” paparnya.
Energi nasional...
Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya besar pemerintah memperkuat kemandirian energi nasional.
Selain penggunaan bensin campur etanol/metanol, Indonesia juga menargetkan nol impor solar mulai tahun depan dengan peningkatan biodiesel dari B40 menjadi B50.
Dengan adanya kebijakan yang saling terhubung antara sektor energi, pangan, dan industri ini, Zulhas optimistis target pertumbuhan ekonomi 6 persen pada 2026 dapat tercapai.
”Insya Allah, sebagaimana Menteri Keuangan sampaikan bahwa pertumbuhan diperkirakan tahun depan akan 6 persen. Kalau kebijakan-kebijakan ini bisa berjalan dengan baik, maka optimis, 2026 pertumbuhan ekonomi Indonesia sekurang-kurangnya akan mencapai 6 persen,” tutup Zulhas.