Kamis, 20 November 2025

Murianews, PatiKitab Kuning adalah sebagai identitas utama dan esensi dari pendidikan pesantren. Tanpa adanya kajian tersebut, nilai otentik pesantren dinilai akan hilang.

Hal ini sidampaikan oleh Jamal Ma’mur Asmani, Pengamat Kepesantrenan dan penulis buku, dalam Talkshow Hari Santri Nasional 2025 bertema ”Kitab Kuning Sebagai Identitas Utama Santri” yang diadakan di Masjid Sirojul Anam Wonokerto Pasucen Trangkil Pati beberapa waktu lalu.

”Jika tidak ada pengajian kitab kuning, maka esensi pesantren hilang,” tegas Jamal.

Jamal Ma’mur menjelaskan, Kitab Kuning bukan hanya sekadar teks, melainkan dasar otentik bagi keputusan yang diambil para kiai dan santri, memastikan keputusan tersebut berdimensi agama.

Ia mencontohkan, Resolusi Jihad yang dikumandangkan oleh Hadlratussyaikh KH. Moh. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 di Surabaya adalah hasil musyawarah atau bahtsul masail para kiai se-Jawa Madura yang mengambil rujukan langsung dari Kitab Kuning.

Menurut Jamal, Kitab Kuning adalah kitab yang mengandung ajaran bermadzhab ala paham ahlussunnah wal jama’ah.

Inilah yang memunculkan istilah kitab mu’tabar (dinilai benar) jika sesuai ajaran ahlussunnah wal jama’ah, dan kitab ghairu mu’tabar (dinilai tidak benar) jika bertentangan.

Dalam konteks pendidikannya, Jamal menyebutkan empat metode utama yang digunakan para kiai untuk mendidik santri dalam Kitab Kuning.

Metode mengaji...

  • 1
  • 2

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler