Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Satu kendala muncul dalam proses pemulangan jemaah haji Indonesia gelombang I lalu. Yakni, adanya perubahan rute penerbangan yang dilakukan pihak Garuda Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, Garuda Indonesia mengubah rute penerbangan 46 kelompok terbang (kloter). Hal ini disebabkan pihak Garuda Indonesia gagal menyediakan slot time di Bandara Jeddah.

Dampaknya, jemaah haji yang seharusnya pulang dari Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, berubah menjadi pulang melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Direktur Layanan Haji dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab memastikan, pengurusan slot time penerbangan jemaah haji menjadi kewajiban maskapai. Saiful menegaskan bahwa proses tata kelolanya dilakukan masing-masing maskapai dengan otoritas penerbangan di Arab Saudi.

”Salah kalau dikatakan Kemenag yang urus slot time. Otoritas yang memberikan slot time penerbangan adalah otoritas penerbangan Saudi atau GACA. Kewenangan yang mengajukan slot time adalah Airlines, baik Garuda Indonesia maupun Saudia Airlines,” tegas Saiful Mujab di Jakarta, Minggu (14/7/2024).

Dikatakan Saiful Mujab, Kemenag tidak memiliki wewenang untuk mengajukan slot time. Karenanya, urusan slot time masuk dalam item kontrak berdasakan skema pemberangkatan yang harus dipenuhi maskapai.

”Jadi kalau ada slot time yang tidak bisa diperoleh, itu ya kegagalan maskapai penerbangan,” sambungnya, dilansir dari laman Kemenag.

Kemenag, lanjut Saiful Mujab, memang pernah rapat dengan GACA untuk membahas pengajuan slot time. Namun, GACA meminta Airlines yang mengajukan slot time sesuai kebutuhan Kemenag. Saat pengajuan harus detail, mulai jam penerbangan, nomor penerbangan, dan nomor pesawat.

Pihaknya sudah menyerahkan jadwal penerbangan jemaah sejak awal Januari 2024 dengan tujuan agar maskapai segera mengajukan slot time ke pihak GACA. Tapi entah kenapa, Garuda tidak segera koordinasi dengan GACA. Sedangkan Saudia Airlines bergegas mengajukan sehingga mendapat slot time, sementara Garuda lambat pengajuannya.

”Saudia bisa memenuhi jadwal sesuai keinginan Kemenag karena lebih awal mengajukan ke GACA, sementara Garuda terlambat mengajukan slot time karena terlambat dalam pengadaan pesawat,” sambungnya.

Komentar