Terbaru, aktivitas penanaman dilakukan di lahan sawah Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur. Penanaman bawang merah untuk musim tanam (MT) 2025 ini telah dimulai sejak April hingga Mei lalu.
Hingga akhir Juni 2025, luas lahan yang sudah ditanami mencapai sekitar 80 hektare, tersebar di 12 kecamatan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang Fajar Riza Dwi Sasongko menjelaskan, bahwa penanaman bawang merah di Rembang umumnya dilakukan saat memasuki musim kemarau.
”Untuk periode 2024-2025 ini, sementara yang paling luas Kecamatan Pamotan dengan 35 hektare. Sedangkan dua tahun terakhir, Sumber menjadi kecamatan yang mendominasi dengan 41 hektare,” ujar Fajar, dilansir dari laman Pemkab Rembang.
Fajar menyampaikan, bahwa kondisi cuaca lembap seperti saat ini masih memungkinkan untuk budidaya bawang merah, asalkan pengolahan lahan dilakukan secara optimal.
Seperti adanya saluran pembuangan air dan pembuatan guludan, maka penanaman bawang merah tetap memungkinkan meski di musim kemarau basah seperti saat ini.
”Cuaca yang lembap berpotensi memunculkan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), khususnya jamur. Sehingga pemantauan pertanaman harus dilaksanakan secara intensif,” jelasnya.
Murianews, Rembang – Meski curah hujan cukup banyak di musim kemarau, namun sebagian petani di Rembang, Jawa Tengah, masih tetap menanam bawang merah.
Terbaru, aktivitas penanaman dilakukan di lahan sawah Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur. Penanaman bawang merah untuk musim tanam (MT) 2025 ini telah dimulai sejak April hingga Mei lalu.
Hingga akhir Juni 2025, luas lahan yang sudah ditanami mencapai sekitar 80 hektare, tersebar di 12 kecamatan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang Fajar Riza Dwi Sasongko menjelaskan, bahwa penanaman bawang merah di Rembang umumnya dilakukan saat memasuki musim kemarau.
”Untuk periode 2024-2025 ini, sementara yang paling luas Kecamatan Pamotan dengan 35 hektare. Sedangkan dua tahun terakhir, Sumber menjadi kecamatan yang mendominasi dengan 41 hektare,” ujar Fajar, dilansir dari laman Pemkab Rembang.
Fajar menyampaikan, bahwa kondisi cuaca lembap seperti saat ini masih memungkinkan untuk budidaya bawang merah, asalkan pengolahan lahan dilakukan secara optimal.
Seperti adanya saluran pembuangan air dan pembuatan guludan, maka penanaman bawang merah tetap memungkinkan meski di musim kemarau basah seperti saat ini.
”Cuaca yang lembap berpotensi memunculkan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), khususnya jamur. Sehingga pemantauan pertanaman harus dilaksanakan secara intensif,” jelasnya.
Melalui Pasar Tani...
Tanaman bawang merah umumnya siap panen sekitar tiga bulan setelah tanam. Dari sisi distribusi, hasil panen bawang merah tidak hanya dipasarkan di wilayah lokal Rembang, tetapi juga dikirim ke luar daerah hingga Jakarta.
Produk dari Kecamatan Sumber bahkan rutin dipasarkan melalui Pasar Tani yang digelar oleh Dintanpan Rembang, sebagai upaya mempertemukan petani langsung dengan konsumen.
Sebagai informasi, pada tahun 2023 lalu, dengan luasan tanam mencapai 124,50 hektare, petani di Kabupaten Rembang mampu menghasilkan 9.691 kuintal bawang merah, dengan produktivitas rata-rata 77,84 kuintal per hektare.