Rabu, 19 November 2025


Allah SWT mengabarkan adanya malam lailatul qadar kepada Nabi Muhammad SAW dengan menurunkan Surat Al-Qadr. Kepada sahabat Umar bin Khattab, Rasul memberitahu lailatul qadar tiba di bulan Ramadan.

Lalu Umar bertanya apakah lailatul qadar hanya sekali ini rasul? Rasul menjawab Tidak, tetapi setiap tahun. Lalu rasul menuturkan:

تحروا ليلة  القدر في الوتر من العشر الأواخر من رمضان


Artinya: ’’Carilah malam Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadan’’ (HR Imam Bukhari)

Alquran sudah menegaskan malam lailatul qadar lebih mulia dari malam seribu bulan dalam beribadah. Dalam Islam, Ramadan adalah bulan paling istimewa. Betapa tidak, di bulan itu Allah pertama kali menurunkan wahyu-Nya, bulan ampunan, dan bulan penuh rahmat.



Selayaknya tamu, kita harus memuliakan bulan Ramadan. Jika saat datang kita sambut dengan suka cita, maka saat pergi pun harus kita lepas dengan penuh rasa kegembiraan.
Sebagaimana tujuan berpuasa sebagaimana termaktub dalam Surat Al-Baqarah ayat 183 yakni, la’allakum tattaquun, supaya menjadi orang bertakwa. Kita meyakini takwa adalah prestasi terbaik bagi orang yang beriman.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya: ’’Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.’’Implikasi ketakwaan amatlah luar biasa. Kita tentu berharap setelah Ramadan usai, ketakwaan itu bisa membentuk karakter diri yang mendapatkan lailatul qadar.Akhirnya, di bulan suci Ramadan ini, kita berharap agara Allah SWT memberikan kesempatan untuk kita bisa bertemu dengan lailatul qadar. Semoga kita bisa menjemput malam seribu bulan. Editor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler