Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah mencatat ada sepuluh ribu sawah berstatus bero atau kekeringan. Pihak dinas pun telah menyiapkan sejumlah strategi.

Kepala DKPP Kabupaten Jepara Diyar Susanto menyebutkan, separuh lebih lahan bero itu berada di Kecamatan Kedung. Di Kota Ukir, lahan bero merupakan lahan yang tidak terdapat air di musim tanam ketiga. Akibatnya, di wilayah itu petani tidak bisa menanam padi.

”Dari 26 ribu hektare area luas lahan sawah, 10 ribu hektare area statusnya bero atau kekeringan,” kata Diyar, Jumat (11/8/2023).

Untuk mengantisipasinya, Diyar telah mengerahkan petugas-petugas pertanian untuk memberi imbauan-imbauan kepada para petani. Selain itu, pihaknya juga memperbaiki saluran irigasi, alat-alat pertanian dan memperbaiki titik-titik penampungan air.

”Kami juga sudah membuat sumur pertanian. Supaya petani tetap bisa mendapatkan air,” ujar Diyar.

Diyar mengatakan, pihaknya juga telah menyalurkan bantuan bibit padi dari pemerintah pusat. Bibit yang diberikan yaitu varietas unggul yang hanya dalam tiga bulan sudah bisa panen.

Bantuan bibit padi itu ditanam di sawah seluas 1.432 hektare. Artinya, dari 10 ribu hektare area yang bero itu sebagian kecilnya masih ada harapan untuk menjaga produksi padi tahunan.

”Tiga bulan sudah bisa dipanen. Jadi tidak terlalu lama dan kalau musim kemarau menjadi lebih lama, padi tetap bisa dipanen,” jelas Diyar.

Diyar menambahkan, fenomena kekeringan di Kabupaten Jepara selalu terjadi setiap tahun. Wilayahnya pun sudah mudah dipetakan. Pada lahan yang bero itu, para petani diimbau menanam tanaman yang tidak banyak memerlukan air. Seperti kacang hijau yang sudah dicoba beberapa kali di Kecamatan Kedung yang hasilnya cukup memuaskan.

Editor: Dani Agus

Komentar

Terpopuler