Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Musim kemarau cukup panjang yang masih berlangsung sampai saat ini membuat para petani garam di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menuai berkah melimpah. Pasalnya, para petani kini memiliki kesempatan lebih panjang untuk memproduksi garam.

Kurdi (56), salah satu petani garam asal Desa Tanggul Tlare, Kecamatan Kedung merasakan berkah melimpah itu. Sejak Juni lalu, dia bisa panen garam setiap hari dari tambak yang dia sewa itu. Dibanding tahun-tahun lalu, matahari di musim kemarau ini dianggap lebih terik.

”Panasnya bagus sekali. Hasil garam lebih maksimal,” kata Kurdi saat ditemui Murianews.com, Sabtu (2/9/2023).

Kurdi menyampaikan, untuk memanen garam di satu petak membutuhkan waktu hingga tujuh atau delapan hari. Itu berbeda dengan petani-petani lain yang umumnya lima hari sudah panen. Bagi Kurdi, masa produksi delapan hari akan membuat garam lebih kering dan berkualitas.

”Selain itu, kalau ditimbun bisa bertahan lebih lama. Karena sangat kering,” jelas dia.

Selain kualitasnya lebih bagus dibanding tahun-tahun sebelumnya, lanjut Kurdi, harga jual garam di tahun ini juga meningkat tajam. Tahun-tahun lalu, harga garam grosok per tombong atau keranjang ukuran 900 kilogram tak sampai di angka Rp 100 ribu.

Pada musim ini, Kurdi menyebut harganya tembus hingga Rp 500 ribu per tombong di bulan Juni lalu. Setelah itu, harganya turun seiring banyaknya garam yang terproduksi menjadi Rp 100 ribu per tombong.

”Harga Rp 100 ribu itu sudah sangat goal alias masuk. Sudah sangat tinggi buat kami,” ungkap Kurdi.

Dengan tingginya harga tersebut, Kurdi bisa meraup untung berlipat-lipat ganda. Misalnya saja, satu petak tambak dia bisa menghasilkan uang hingga Rp 4 juta untuk sekali panen. Itu berlangsung berulang kali. Karena setiap hari dia bisa panen dari petak tambak yang berbeda.

Selain itu, Kurdi juga tak harus susah-susah mencari pembeli. Para pengepul akan datang dengan sendirinya langsung ke tambak yang dia garap itu.

”Garam dari sini dikirim ke Lampung, Sumatra, Kalimantan, ke mana-mana. Katanya dibuat campuran pembuatan pupuk dan macam-macam. Kalau harganya bertahan seperti ini terus, para petani akan sejahtera,” kata Kurdi.

Editor: Dani Agus

Komentar

Terpopuler