Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – PDAM Tirta Jungporo atau PDAM Jepara mengumumkan adanya gangguan pelayanan kepada pelanggan. Akibatnya, sebanyak 3.051 pelanggan mengalami krisis air bersih.

Diumumkan, air baku di Bendungan Bumpis Desa Gerdu Kecamatan Pecangaan berkurang. Sehingga, instalasi pengolahan air (IPA) Bumpis tidak bisa beroperasi. Adapun wilayah yang terdampak yaitu Desa Ujungpandan, Gerdu, Kaliombo, Tedunan, Karangaji dan Kedungmalang.

Petinggi Desa Gerdu, Winarko Wibowo menyebutkan, hampir dua pekan warganya krisis air bersih. IPA milik PDAM Jepara yang berada di wilayahnya mati karena debit air sungai Serang Welahan Drainase (SWD) II semakin menipis. Saat ini, sebagian warga menggunakan air bersih yang tersisa di sumur mereka.

”Tidak ada cadangan air bersih. Air yang ada saat ini dua hari ke depan mungkin segera habis,” ungkap Wibowo kepada Murianews.com, Senin (11/9/2023).

Menurut Wibowo, semestinya PDAM Jepara memiliki langkah antisipatif. Sebab, bencana kekeringan di wilayahnya selalu terjadi setiap musim kemarau.

PDAM Jepara, kata dia, seharusnya membuat sumur bor di wilayah yang rawan kekeringan. Sehingga ketika musim kemarau tiba, warga masih bisa mendapatkan air bersih.

Sementara itu, Petinggi Desa Karangaji, Abdillah Fadol menyebutkan, sudah dua minggu warganya di 12 RT kesulitan air bersih. Totalnya ada 565 Kartu Keluarga (KK) yang merupakan pelanggan PDAM Jepara.

”Belum ada dropping air bersih. Belum minta,” kata Fadol.

Berdasarkan data PDAM Jepara, jumlah pelanggan di Desa Kedungmalang sebanyak 720, Tedunan 438 pelanggan, Kaliombo 222 pelanggan, Gerdu 136 pelanggan, Karangaji 755 pelanggan dan Ujungpandan 780 pelanggan.

Direktur Utama PDAM Jepara, Sapto Budi Riyanto menyampaikan, tidak semua pelanggannya tersebut mengalami krisis air bersih. Pihaknya mengakui bahwa secara umum produksi debit air menurun 10 hingga 20 persen.

”Debit air kita memang turun. IPA Bumpis Desa Gerdu bahkan tidak bisa beroperasi. Tapi tidak semua pelanggan (di Jepara selatan, red) kesulitan air bersih,” jelas Sapto saat ditemui Murianews.com di kantornya.

Untuk itu, pihaknya telah menyiapkan dua skema solusi masalah tersebut. Pertama, PDAM Jepara akan menggilir aliran air bersih ke desa-desa itu secara terjadwal. Jika masih tidak maksimal, skema ke dua yaitu droping air bersih ke pelanggan terdampak.

Sapto mengatakan, PDAM Jepara masih sanggup melakukan droping air bersih empat tangki untuk satu desa dalam sehari. Nantinya, air bersih akan diambil dari sumber-sumber air milik PDAM yang terdekat dengan wilayah terdampak.

”Kami masih mampu droping air bersih sehari minimal empat kali. Delapan kali masih bisa, tapi itu maksimal,” pungkas Sapto.

Editor: Dani Agus

Komentar

Terpopuler