Murianews, Jepara – Kalangan milenial di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah masih belum melirik sektor pertanian. Itu terungkap dalam data milik Badan Pusat Statistik (BPS) Jepara.
Berdasarkan Sensus Pertanian 2023 tahap I di Jepara, jumlah petani milenial atau yang berusia 19-39 tahun di Jepara hanya berjumlah 22.965 orang. Jumlah itu setara dengan 16,02 persen dari jumlah total petani di jepara, yakni 143.335 orang.
“Dari total jumlah petani, petani milenial hanya 16,02 persen,” sebut Kepala BPS Jepara, Manggus Suryono kepada Murianews.com, Selasa (5/12/2023).
Manggus menjelaskan, petani milenial Jepara didominasi laki-laki sebanyak 85,02 persen. Sedangkan perempuan sebanyak 14,98 persen.
Adapun sebaran petani milenial paling banyak di Kecamatan Bangsri dengan jumlah 3.945 petani. Lalu disusul Kecamatan Nalumsari sebanyak 2.372 petani dan Kecamatan Kembang sebanyak 2.062 petani. Sedangkan paling sedikit yaitu Kecamatan Karimunjawa yang hanya sebanyak 392 petani milenial.
Selain petani milenial, BPS Kabupaten Jepara juga menyurvei urban farming. Urban farming sendiri kerap dilakukan di wilayah perkotaan yang minim lahan.
Manggus menyebutkan, di Kota Ukir ada 77 Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) dan 77 Usaha Pertanian Perorangan (UTP). Secara umum, urban farming tersebar di seluruh kecamatan Kabupaten Jepara.
”Urban farming paling banyak di Kecamatan Tahunan. Ada 24 RTUP dan 24 UTP,” kata Manggus.
Menurut Manggus, urban farming bisa menjadi solusi terbaik bagi masyarakat yang kekurangan lahan. Urban farming juga bisa menjadi solusi ketergantungan dengan pertanian dari daerah lain dan membantu mengendalikan inflasi.
Editor: Zulkifli Fahmi



