Warga Karimunjawa Resah Diteror Bau dan Lalat dari TPA
Faqih Mansur Hidayat
Jumat, 12 Januari 2024 18:47:00
Murianews, Jepara – Warga Dusun Alang-alang, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara semakin resah dengan teror lalat dan bau busuk dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Mereka meminta Dinas Lingkungah Hidup (DLH) Kabupaten Jepara untuk bertanggungjawab.
TPA yang baru diserahterimakan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah pada pertengahan November 2023 lalu itu berada di RT 3 RW 4 Dusun Alang-alang. Jarak antara TPA dan permukian warga sekitar 100 meter.
Ahmad Najib, salah satu warga mengaku sudah tak tahan dengan bau busuk yang harus dia hirup setiap saat. Bau busuk itu semakin menyengat pada dua pekan terakhir. Tak hanya itu, selama empat bulan terakhir, warga dibuat tak nyaman dengan lalat.
”Apalagi kalau ada hujan lalu panas sebentar. Bau semakin busuk, lalat semakin banyak. Kami makan sambil menghirup bau busuk dan dikerubuti lalat,” ungkap Najib melalui sambungan telepon, Jumat (12/1/2024).
Najib mengatakan, TPA Karimunjawa kini penuh dengan berbagai jenis sampah. Mulai dari plastik, popok bayi dan sampah basah dari rumah tangga serta rumah makan.
Najib mengungkapkan, pengelolaan sampah di TPA Karimunjawa tak sesuai dengan rencana awal. Di mana sampah yang masuk hanya residu dan akan diolah atau didaur ulang.
Dulu, pembangunan TPA Karimunjawa yang menghabiskan uang Rp 18,5 miliar itu diniatkan untuk mengajak masyarakat mandiri sampah. Masyarakat yang sebelumnya asal membuang sampah di laut dan lubang dekat rumah diajak mengelola sampah sejak dari rumah. Yakni dengan memisahkan sampah organik dan non organik yang kemudian dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).
”Tapi ternyata semua jenis sampah langsung dibuang ke TPA. Sekarang sudah hampir penuh. Upaya pengolahan atau daur ulang tidak ada. Petugas hanya memilah botol-botol,” ujar Najib.
Karena sudah tak tahan dengan bau busuk dan lalat, Najib bersama warga lain mengadu kepada Petinggi Desa Karimunjawa, Arif Setiawan pagi tadi. Warga meminta pemerintah desa untuk mencarikan solusi segera.
Senada dengan warga, Arif Setiawan juga menyesalkan rencana awal tentang pendirian TPA Karimunjawa yang tak kunjung terealisasi. Justru malah sebaliknya, dampak negatif dari TPA terus meneror warga. Bahkan, bau busuk dan lalat sangat mengganggu tempat wisata dan rumah makan.
”Pemerintah desa jadi bulan-bulanan warga. Aduan selalu datang. Di sisi lain kewenangan dan kemampuan kami terbatas,” kata Arif.
Untuk itu, Arif meminta agar DLH Kabupaten Jepara segera memberikan solisi. Pihaknya meminta DLH segera mengajak duduk bersama BUMDES dan warga untuk mengeksekusi solusi atas masalah itu.
Editor: Supriyadi



