DBD di Jepara Terus Meningkat, 12 Orang Meninggal Dunia
Faqih Mansur Hidayat
Senin, 26 Februari 2024 14:31:00
Murianews, Jepara – Kasus DBD di Jepara (Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Jepara), Jawa Tengah, terus meningkat. Update terakhir untuk korban DBD di Jepara sudah mencapai 12 orang.
Pelaksana harian (Plh) Dinkes Jepara (Dinas Kesehatan kabupate Jepara), dr Eko Cahyo Puspeno menyebutkan, jumlah pasien positif DBD yang meninggal dunia kini ada dua belas orang. Akhir pekan lalu jumlah kematiannya baru sembilan orang.
Dari catatannya, saat ini telah ada 70 kasus positif DBD di Jepara. Sedangkan, pasien yang tersangka DBD sebanyak 471 pasien. Lalu berdasarkan laporan kewaspadaan dini rumah sakit, ada 553 pasien DBD.
“Ada 12 kematian karena DBD ini,” sebut Eko, Senin (26/2/2024).
Eko mengungkapkan, baik yang telah meninggal dunia maupun masih hidup, pasien DBD ini didominasi usia anak-anak. Sampai hari ini trend kasus DBD masih mengalami kenaikan.
Masyarakat diminta untuk waspada terhadap perkembangan demam berdarah Jepara yang terjadi. Meski demikian masyarakat diminta tidak resah melihat situasi saat ini.
Masyarakat diminta bisa memahami tanda dan gejala-gejala DBD. Diantaranya mengalami panas tinggi, naik turun selama kurang lebih sepekan. Ketika muncul keringat dingin, muntah terus menerus, nafsu makan berkurang atau pendarahan, lemas, dan sesak, maka bisa dipastikan itu adalah DBD.
“Kalau seperti ini, merupakan tanda bahaya. Maka harus segera dirawat di rumah sakit. Ini yang disebut masa kritis. Terutama ketika panasnya sudah turun, kalau tidak memahami ini justru dikira sembuh,” jelas Eko Cahyo Puspeno.
Dinkes Kabupaten Jepara telah jauh-jauh hari melibatkan Puskesmas, kecamatan dan desa untuk mencegah penyebaran DBD. Aksi yang dilakukan seperti penyuluhan keliling ke masyarakat untuk menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.
Masyarakat diajak untuk rutin melaksanakan gerakan 3M plus. Yaitu menguras tempat penampungan air, menutup penampungan air, mengubur tempat-tempat penampung air yang tidak berfungsi dan mencegah gigitan serta perkembangbiakan nyamuk.
"Gerakan ini harus rutin dilakukan. Minimal rutin seminggu sekali serentak. Baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Di tempat-tempat sempit dan tersembunyi," jelas Eko.
Selain itu, imbuh Eko, Dinkes Jepara juga telah dan akan melaksanakan fogging. Kegiatan ini dilakukan dengan kriteria tertentu, antara lain didahului dengan penyelidikan epidemiologi, penelusuran jumlah orang yang terjangkit DBD dan angka bebas jentik di lingkungan setempat.
Editor: Budi Santoso



