Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Cuaca buruk dan gelombang tinggi masih menyelimuti perairan Jepara, Jawa Tengah. Situasi ini membuat para nelayan di Jepara tidak diperkenankan nekat melaut.

Kapal atau perahu milik nelayan banyak yang bersandar di sekitar lokasi Pelabuhan Niaga Jepara. Selain di lokasi tersebut, Dermaga kapal di Pelabuhan Kartini Jepara juga penuh dengan kapal nelayan.

Berdasarkan informasi yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kondisi gelombang di Perairan Laut Jepara saat ini diperkirakan mencapai 2,5 meter. Kondisi tersebut sangat berbahaya bagi nelayan di Jepara untuk melaut.

Juned (56), salah satu nelayan dari Kelurahan Jobokuto, Kecamatan Jepara mengaku sudah sepuluh hari tidak melaut. Namun menurutnya, rata-rata nelayan lain baru tidak melaut sekitar lima hari yang lalu.

Selama tidak melaut, ia menggunakan waktu kosongnya untuk memperbaiki mesin kapal dan peralatan lain seperti jaring ikan. Meski bisa dikatakan menganggur, setidaknya masih ada yang bisa dikerjakan selama cuaca buruk terjadi.

"Ya nganggur, sambil memperbaiki jaring, mesin, jadi sekalian libur sekalian diperbaiki semua. Nanti pas gelombang laut sudah mulai mereda, persiapan melaut sudah ada," katanya pada Kamis (14/3/2024) di Pelabuhan Niaga Jepara.

Himbauan kepada nelayan agar tidak melaut ditengah tingginya kondisi gelombang juga sudah disampaikan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Jepara. Kepala UPP Kelas II Jepara, Juwita Sandy Sary mengatakan kapal dengan draft kapal atau bagian kapal yang masuk ke dalam air laut dibawah dua meter seperti kapal tradisional, kapal nelayan dan kapal penumpang dihimbau untuk tidak melaut.

"Kapal dibawah draft dua meter kalau bisa jangan berlayar. Sedangkan kapal dengan draft di atas dua meter kami persilahkan untuk berlayar," jelasnya.

Dalam memberikan himbauan, Kantor UPP Kelas II Jepara menggunakan dasar prakiraan cuaca dari Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Stasiun Radio Pantai (SROP) Jepara.

Himbauan tersebut menurutnya juga rutin disampaikan kepada para nelayan maupun stakeholder terkait yang mengelola kapal penumpang dengan harapan tidak menimbulkan kekecewaan dari para penumpang kapal. Ia sendiri juga belum dapat memperkirakan kapan kondisi gelombang tinggi akan segera berakhir.

"Himbauan ini sampai kapan, kita belum tau. Tapi akan selalu kita update terus sesuai dengan data dari BMKG dan pantauan SROG," pungkasnya.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler