Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara — Sebagian nelayan Jepara, Jawa Tengah, mulai berhenti melaut. Pasalnya, saat ini kondisi laut di perairan Jepara sedang masuk musim angin timur atau timuran.

Pantauan Murianews.com, di wilayah Kelurahan Jobokuto, Kecamatan Jepara, perahu-perahu nelayan terlihat terparkir. Seperti tak ada tanda-tanda aktivitas nelayan yang akan melaut.

Gufron, salah satu nelayan Jepara mengaku sudah tiga bulan terakhir musim angin timuran berjalan. Namun dalam dua atau tiga pekan terakhir, angin semakin kencang.

"Kadang kalau angin reda, kami coba berangkat. Tapi hanya di pinggiran. Tapi hasilnya tidak seberapa," kata Gufron, Selasa (9/7/2024).

Gufron menyebutkan, rata-rata nelayan biasanya mendapatkan ikan sekitar 5-10 kilogram per hari. Namun selama angin timuran berlangsung, mereka hanya mendapatkan ikan 1 kilogram.

Minimnya pendapatan tersebut, lanjut Gufron, membuat para nelayan kelimpungan. Pasalnya, penghasilannya itu tidak mencukupi biaya solar sekali melaut.

"Seringnya cuma dapat sekilo. Paling-paling satu ember, itupun campur cumi-cumi dan udang," ujar dia.

Terpisah, Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten, Eko Wilman membenarkan bahwa para nelayan sebagian besar tak melaut. Musim angin timuran membuat pendapatan tak sesuai dengan pengeluaran.

"Bisa dibilang sepi. Nelayan banyak yang nganggur. Karena hasil tangkapannya tak cukup buat beli solar," jelas dia.

Menurutnya, selain karena angin timur sangat kencang, situasi ini juga membuat ikan tidak berani naik ke permukaan. Karena kondisi air laut jauh lebih dingin dibanding hari-hari biasa.

Akibatnya, lanjut Eko, para nelayan memilih berhenti sejenak dari melaut sambil menunggu musim timuran reda. Mereka lebih memilih bekerja di lain tempat.

"Mereka cari pekerjaan lain. Atau, ada yang memanfaatkan waktu menganggur untuk memperbaiki perahu atau memperbaiki alat tangkap ikan," jelas dia.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler