Pertemuan itu, Wiwit membawa misi pengembangan dan peningkatan budidaya rumput laut di Kepulauan Karimunjawa.
Di hadapan Trenggono, Wiwit menyampaikan pengembangan budidaya rumput laut akan difokuskan di Karimunjawa yang memiliki potensi hingga 5.150 hektare.
Saat ini, sudah ada 150 pembudi daya yang aktif di wilayah tersebut. Ia menilai model budidaya di Wakatobi, Sulawesi Tenggara bisa menjadi contoh dalam pengembangannya.
”Produksi kultur jaringan di sana telah menghasilkan bibit rumput laut berkualitas, didukung fasilitas kebun starter dan hilirisasi industri oleh KKP. Pola ini diharapkan dapat diterapkan di Jepara untuk meningkatkan produksi dan nilai ekonomi rumput laut,” ujarnya.
”Program ini diperkirakan memiliki siklus panen sekitar empat bulan dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,” jelasnya.
Murianews, Jepara – Bupati Jepara, Witiarso Utomo atau Wiwit menghadap Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, Jumat (14/3/2025).
Pertemuan itu, Wiwit membawa misi pengembangan dan peningkatan budidaya rumput laut di Kepulauan Karimunjawa.
Di hadapan Trenggono, Wiwit menyampaikan pengembangan budidaya rumput laut akan difokuskan di Karimunjawa yang memiliki potensi hingga 5.150 hektare.
Saat ini, sudah ada 150 pembudi daya yang aktif di wilayah tersebut. Ia menilai model budidaya di Wakatobi, Sulawesi Tenggara bisa menjadi contoh dalam pengembangannya.
”Produksi kultur jaringan di sana telah menghasilkan bibit rumput laut berkualitas, didukung fasilitas kebun starter dan hilirisasi industri oleh KKP. Pola ini diharapkan dapat diterapkan di Jepara untuk meningkatkan produksi dan nilai ekonomi rumput laut,” ujarnya.
Selain rumput laut, Wiwit juga menyampaikan rencana program budidaya rajungan. Saat ini, program tersebut tengah dalam tahap perhitungan produksi dan ekonomi. Implementasinya akan dimulai setelah desain teknis rampung dan anggaran tersedia.
”Program ini diperkirakan memiliki siklus panen sekitar empat bulan dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,” jelasnya.
Beasiswa Anak Nelayan...
Di kesempatan itu, Wiwit juga membahas peluang beasiswa di Akademi Usaha Perikanan (AUP) bagi anak nelayan, petambak garam, dan pembudidaya. Program ini menawarkan kuliah dan asrama gratis di sebelas politeknik perikanan di Indonesia.
”Biaya kuliah dan asrama ditanggung pemerintah, dengan syarat penerima merupakan anak nelayan, petambak garam, atau pembudidaya,” kata politisi PDI Perjuangan itu.
Dengan berbagai upaya ini, Wiwit melanjutkan, Pemkab Jepara berharap sektor kelautan dan perikanan terus berkembang dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Di sisi lain, Kabupaten Jepara memang berada di wilayah pesisir yang memiliki potensi maritim sangat besar.
”Dampak terhadap ekonomi lokal sudah pasti akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Editor: Zulkifli Fahmi