Posisi itu ditegaskan dalam agenda roadshow Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2026 di Hotel d’Season Bandengan, Selasa (27/5/2025). Agenda itu diikuti lebih dari 100 peserta dari dalam dan luar negeri.
“Keikutsertaan ini bukan hanya ajang promosi produk. Ini adalah langkah konkret untuk mengukuhkan kembali Jepara sebagai pusat ukir dan mebel dunia,” tegas Hendra.
Hendra menyampaikan, Kabupaten Jepara dikenal sebagai kota pesisir di utara Jawa Tengah dengan sejarah panjang dalam seni ukir. Jepara telah melahirkan ribuan perajin yang kemampuannya diwariskan lintas generasi.
Kombinasi antara keahlian tradisional, kekayaan budaya, dan sumber daya kayu berkualitas seperti jati, mahoni, dan trembesi, menjadikan Jepara sebagai ikon global dalam industri kerajinan kayu.
Hendra juga menyoroti peran strategis ribuan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menjadi tulang punggung industri mebel Jepara. Ekosistem bisnis ukir dan furnitur yang sudah terbangun itulah, yang menjadi kekuatan Jepara sebagai Kota Ukir sampai saat ini.
“UKM inilah yang menciptakan lapangan kerja, menjaga inovasi desain tetap hidup, dan membuktikan ketahanan industri kita dalam menghadapi dinamika pasar global,” ujar Hendra.
Murianews, Jepara - Sebagai pemilik Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) seni ukir, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) kembali menegaskan posisinya sebagai The World Carving and Furniture Center atau pusat ukir dan furnitur dunia.
Posisi itu ditegaskan dalam agenda roadshow Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2026 di Hotel d’Season Bandengan, Selasa (27/5/2025). Agenda itu diikuti lebih dari 100 peserta dari dalam dan luar negeri.
Ketua DPD HIMKI Jepara Raya, Hendra Sasmita menegaskan bahwa keterlibatan Jepara bukan sekadar formalitas. Melainkan pernyataan komitmen untuk terus menjaga dan mengembangkan kejayaan industri ukir dan mebel tanah air.
“Keikutsertaan ini bukan hanya ajang promosi produk. Ini adalah langkah konkret untuk mengukuhkan kembali Jepara sebagai pusat ukir dan mebel dunia,” tegas Hendra.
Hendra menyampaikan, Kabupaten Jepara dikenal sebagai kota pesisir di utara Jawa Tengah dengan sejarah panjang dalam seni ukir. Jepara telah melahirkan ribuan perajin yang kemampuannya diwariskan lintas generasi.
Kombinasi antara keahlian tradisional, kekayaan budaya, dan sumber daya kayu berkualitas seperti jati, mahoni, dan trembesi, menjadikan Jepara sebagai ikon global dalam industri kerajinan kayu.
Hendra juga menyoroti peran strategis ribuan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menjadi tulang punggung industri mebel Jepara. Ekosistem bisnis ukir dan furnitur yang sudah terbangun itulah, yang menjadi kekuatan Jepara sebagai Kota Ukir sampai saat ini.
“UKM inilah yang menciptakan lapangan kerja, menjaga inovasi desain tetap hidup, dan membuktikan ketahanan industri kita dalam menghadapi dinamika pasar global,” ujar Hendra.
Pameran Terbesar...
Sebagai salah satu pameran mebel terbesar di Asia Tenggara, lanjut Hendra, IFEX telah menjadi etalase utama bagi produk-produk unggulan dari Jepara. Melalui partisipasi di IFEX, pelaku industri Jepara mendapatkan peluang strategis untuk berinteraksi langsung dengan buyer internasional dan memperluas jaringan ekspor.
Lalu bisa menampilkan karya terbaik yang memadukan nilai seni ukir klasik dengan desain modern dan meningkatkan kualitas dan inovasi berbasis tren global. Serta memperkuat citra Jepara di mata dunia sebagai pusat kerajinan yang otentik dan kompetitif.
“Partisipasi dalam IFEX mencerminkan kesiapan Jepara menjawab tantangan pasar global dan menunjukkan bahwa tradisi serta inovasi dapat berjalan beriringan,” kata Hendra.
Editor: Budi Santoso