Wina (37), salah satu pengguna Jalan Kartini mengaku sering harus berbalik arah saat ada even yang digelar di Alun-alun Jepara 1. Tak hanya saat even berlangsung, sebelum dan sesudah even tenda tidak langsung dibongkar. Jika ada even lanjutan, maka tenda dibiarkan hingga lebih dari satu minggu berada di depan Kantor Sekretariat Daerah (Setda) Jepara.
“Terkadang loading tenda itu H-3 atau H-2 kegiatan. Ini mengganggu sekali bagi pengguna jalan,” kata warga Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara itu.
Hal yang sama juga dikeluhkan Bagus, warga Desa Jambu, Kecamatan Mlonggo. Sebagai pengguna jalan yang saban hari melintasi kawasan Alun-alun Jepara 1, kadang-kadang sering merasa jengkel mendapati adanya even yang digelar.
“Sekarang semakin sering even di Alun-alun Jepara 1. Jalan semakin sering ditutup. Harus mutar-mutar. Belum lagi kalau macet,” ungkap Bagus.
Bagus berharap, Pemkab Jepara mengevaluasi kegiatan ini. Menurutnya, Alun-alun Jepara 1 harusnya steril dari aktivitas yang berpotensi mengganggu pengguna jalan dan fasilitas umum lainnya selama berhari-hari. Pemkab juga seharusnya menyiapkan lokasi lain yang lebih tepat, sehingga tetap bisa digunakan oleh UMKM dan tidak mengganggu fasilitas publik lainnya.
Murianews, Jepara – Seringnya berbagai even yang digelar di Alun-Alun Jepara 1, Jawa Tengah (Jateng) membuat tidak nyaman dan dikeluhkan sebagian warga. Pemkab Jepara diminta melakukan evaluasi.
Diketahui, kawasan Alun-Alun Jepara 1 sering dipakai untuk berbagai even. Baik even keagamaan, konser atau pameran usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Beridirinya stand atau tenda seringkali memaksa jalan utama ditutup. Imbasnya, pengguna jalan terganggu. Apalagi, tak jarang pula, even yang ada berlangsung hingga sepekan.
Wina (37), salah satu pengguna Jalan Kartini mengaku sering harus berbalik arah saat ada even yang digelar di Alun-alun Jepara 1. Tak hanya saat even berlangsung, sebelum dan sesudah even tenda tidak langsung dibongkar. Jika ada even lanjutan, maka tenda dibiarkan hingga lebih dari satu minggu berada di depan Kantor Sekretariat Daerah (Setda) Jepara.
“Terkadang loading tenda itu H-3 atau H-2 kegiatan. Ini mengganggu sekali bagi pengguna jalan,” kata warga Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara itu.
Hal yang sama juga dikeluhkan Bagus, warga Desa Jambu, Kecamatan Mlonggo. Sebagai pengguna jalan yang saban hari melintasi kawasan Alun-alun Jepara 1, kadang-kadang sering merasa jengkel mendapati adanya even yang digelar.
“Sekarang semakin sering even di Alun-alun Jepara 1. Jalan semakin sering ditutup. Harus mutar-mutar. Belum lagi kalau macet,” ungkap Bagus.
Bagus berharap, Pemkab Jepara mengevaluasi kegiatan ini. Menurutnya, Alun-alun Jepara 1 harusnya steril dari aktivitas yang berpotensi mengganggu pengguna jalan dan fasilitas umum lainnya selama berhari-hari. Pemkab juga seharusnya menyiapkan lokasi lain yang lebih tepat, sehingga tetap bisa digunakan oleh UMKM dan tidak mengganggu fasilitas publik lainnya.
Pameran UMKM...
Terakhir, Alun-Alun 1 Jepara diketahui digunakan kegiatan semacam pameran UMKM yang sudah berlangsung beberapa hari. Menanggapi keluhan itu, Kepala Dinas Koperasi UMK Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Diskopukmnakertrans), Samiadji mengaku telah mempertimbangkan pengguna jalan. Namun, di sisi lain, pihaknya juga perlu mengakomodir UMKM yang ingin menggelar pameran.
Dia menyampaikan, Pemkab sebenarnya telah merencanakan untuk memindah lokasi pameran UMKM ke Jalan KM Sukri, Kelurahan Potroyudan, Kecamatan Jepara. Namun pilihan tersebut masih dalam kajian bersama Dinas Perhubungan (Dishub), Satpol PP, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).
“Yang masih perlu kami siapkan adalah penerangan, keamanan, dan kenyamanan pedagang,” jelasnya.
Dia menambahkan, jumlah UMKM di Jepara yang sering mengikuti pameran ada sekitar 100 UMKM. Mereka biasanya bergantian dan mengikuti di berbagai tempat pameran.
Editor: Budi Santoso