Kabid Rehabilitasi dan Rekontruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Bagus Ari Wibowo menyebutkan, ada dua dukuh di Desa Sumberrejo yang saat ini krisis air, Dukuh Alang-alang Ombo dan Glingsem. Totalnya ada 647 Kartu Keluarga (KK).
”Saat ini sudah ada wilayah yang kekeringan. Di dua dukuh tersebut, total ada 841 jiwa yang krisis air bersih,” sebut Bagus, Rabu (13/8/2025).
Pihak pemerintah desa setempat pun sudah melaporkannya kepada BPBD Jepara dan kemudian ditindaklanjuti dengan pengiriman bantuan air bersih sebanyak dua truk tangki, Senin (11/8/2025).
”Masing-masing tangki kapasitas 5000 liter air bersih,” kata Bagus.
Bagus mengatakan wilayah tersebut memang sudah menjadi langganan kekeringan. Setiap musim kemarau, masyarakat hanya mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah dan pihak lainnya.
Ke depan, lanjut Bagus, BPBD Jepara berencana mengirimkan air bersih ke wilayah tersebut secara rutin. Paling tidak, pengiriman dilakukan dua kali dalam sepekan.
Kepada Pemerintah Desa Sumberrejo, Bagus meminta agar diberi laporan berapa jumlah kebutuhan air bersih dari masyarakat selama sepekan. Sehingga Bagus bisa mengalkulasi alokasi pengiriman air bersih ke wilayah tersebut.
Murianews, Jepara – Krisis air bersih dilaporkan mulai terjadi di sebagian Desa Sumberrejo, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng). Sebanyak 841 jiwa dilaporkan kesulitan mendapat air bersih.
Kabid Rehabilitasi dan Rekontruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Bagus Ari Wibowo menyebutkan, ada dua dukuh di Desa Sumberrejo yang saat ini krisis air, Dukuh Alang-alang Ombo dan Glingsem. Totalnya ada 647 Kartu Keluarga (KK).
”Saat ini sudah ada wilayah yang kekeringan. Di dua dukuh tersebut, total ada 841 jiwa yang krisis air bersih,” sebut Bagus, Rabu (13/8/2025).
Pihak pemerintah desa setempat pun sudah melaporkannya kepada BPBD Jepara dan kemudian ditindaklanjuti dengan pengiriman bantuan air bersih sebanyak dua truk tangki, Senin (11/8/2025).
”Masing-masing tangki kapasitas 5000 liter air bersih,” kata Bagus.
Bagus mengatakan wilayah tersebut memang sudah menjadi langganan kekeringan. Setiap musim kemarau, masyarakat hanya mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah dan pihak lainnya.
Ke depan, lanjut Bagus, BPBD Jepara berencana mengirimkan air bersih ke wilayah tersebut secara rutin. Paling tidak, pengiriman dilakukan dua kali dalam sepekan.
Kepada Pemerintah Desa Sumberrejo, Bagus meminta agar diberi laporan berapa jumlah kebutuhan air bersih dari masyarakat selama sepekan. Sehingga Bagus bisa mengalkulasi alokasi pengiriman air bersih ke wilayah tersebut.
Siap Hadapi Kekeringan...
”Rencananya begitu, dua kali seminggu kita droping. Tapi kita lihat nanti perkembangannya seperti apa,” imbuh Bagus.
Bagus memastikan bahwa BPBD Jepara sudah siap menghadapi kekeringan yang akan terjadi. Saat ini, BPBD hanya punya dua armada truk tangki.
Namun begitu, dalam waktu dekat, pihaknya akan bertemu dengan Pemerintah Provinsi. Pihaknya akan meminta bantuan armada dari Dinas Pekerjaan Umum dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
”Nanti kami akan minta bantuan tambahan armada. Kira-kira dua armada lagi yang kami butuhkan,” ujar Bagus.
Bagi BPBD, kata Agus, tambahan armada sangat penting. Sebab saat puncak kekeringan, permintaan dropping air bersih semakin banyak.
”Biasanya kami kirim air bersih ke desa-desa itu sampai tengah malam,” kata Bagus.
Editor: Zulkifli Fahmi