Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Regenerasi petani menjadi persoalan yang menjadi sorotan di tengah upaya menyukseskan swasembada pangan. Banyak pihak khawatir tak ada anak muda yang menjadi petani ke depannya.

Kondisi itu pun telah dipahami Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertan) Kudus. Kabid Tanaman Pangan dan Perkebunan Dispertan Kudus Agus Setiawan pun telah menyerukan ajakan Bertani bagi kaum muda.

Menurutnya, bertani adalah hal yang keren untuk dilakukan anak muda. Ia menilai, narasi buruk terhadap petani, semacam petani itu termarjinalkan, miskin, dan kotor itu tidak benar.

Agus mengatakan, memang mengajak anak muda untuk menjadi petani tidak mudah. Sebab banyak faktor yang mempengaruhinya.

Anak muda zaman sekarang senang yang instan. Sedangkan bertani itu harus menikmati proses.

’’Bayangkan bila bekerja di pabrik hasilnya per bulan tapi kalau di pertanian belum tentu. Butuh keterlibatan banyak orang untuk hal ini,’’ ujarnya.

Namun di balik itu saat ini banyak pemuda yang sudah mulai terjun di dunia pertanian. Sebagian besar fokus pada tanaman hortikultura seperti melon.

Informasi dari pedagang yang diperolehnya buah dari lereng Muria terkenal enak. Para konsumen menyukai buah dari lereng Muria.

Dispertan sendiri berusaha memberikan dorongan terhadap anak muda. Pihaknya mencoba membuka jejaring agar banyak wawasan dan relasi yang didapatkan.

’’Kami sarankan menanam tanaman yang umur panennya pendek tapi nilai ekonominya tinggi seperti, sayur-sayuran,’’ terangnya.

Selain itu, ia melakukan pemetaan agar mempermudah pengembangan pertanian. Kabupaten Kudus sendiri dipetakan menjadi dua daerah, daerah utara difokuskan tanaman buah dan daerah selatan untuk tanaman pangan.

Sejumlah 43 penyuluh dikerahkan untuk mengawal itu. Mereka bertugas untuk memberikan edukasi dan melakukan pengamatan.

’’Penyuluh diberikan tugas memberikan edukasi terkait tanaman yang cocok ditanam melihat aspek sosiologi dan geografi daerah tersebut,’’ jelasnya.

Harapannya anak muda mampu ikut serta berkontribusi dalam pertanian. Kecanggihan teknologi menjadi salah satu hal yang bisa digunakan untuk menarik mereka.

’’Nanti pasti akan ada yang meneruskan pertanian, jika tidak ada yang ditanam maka tidak akan ada yang dijual. Hasil pertanian itu pasti dibutuhkan,’’ terangnya.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler