Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Mahasiswa UMK (Universitas Muria Kudus), Jawa Tengah, menciptakan kreasi batik bermotif wali songo yang diberi nama Batik Saba. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Fatikha Izzatil Fitria, Ratu Airin Zakiyya, dan Desta Abella Afita Putri Rahmawati.

Motif tersebut menggambarkan sesuatu yang identik dengan sembilan wali penyebar agama Islam di Nusatara. Saat ini mereka baru membuat motif yang identik dengan tiga sunan yang menjadi bagian dari wali songo.

Sunan Kudus digambarkan dalam Batik Saba identik dengan Menara Kudus dan Jenang. Lalu, Sunan Muria digambarkan identik dengan Gunung Muria dan parijoto.

Kemudian terdapat motif selasih yang dikolaborasikan dengan mega mendung. Motif batik ini disebut identik dengan Sunan Gunung Jati dan Kota Cirebon.

Fatikha Izzatil Fitria, salah satu dari tiga pembuat Batik Saba, menyatakan pemilihan batik motif Walisongo bertujuan untuk mengenalkan para wali. Selain itu, motif ini masih baru sehingga peluang pasarnya terbuka lebar.

”Selain itu, kami ingin melestarikan batik dengan cara memodifikasinya. Kudus juga sangat identik dengan wisata halal atau religi,” katanya kepada Murianews.com, Kamis (11/7/2024).

Produk kreasi batik tersebut diterapkan pada produk scraft, obi belt, jaket dan rok jeans. Hal tersebut ditujukan agar produk batik ini dapat diterima generasi Z.

Fatikha menyatakan pembuatannya menggunakan teknik batik cap. Pewarna yang digunakan adalah pewarna alami.

”Proses pembuatan batik itu dilakukan oleh kami bertiga sendiri. Untuk desain pakaiannya kami yang membuat tapi dalam penjahitan kami masih menggunakan jasa orang lain,” ujarnya.

Harga produk kreasi dari Batik Saba bervariasi. Paling murah dibanderol dengan harga Rp 80 ribu. Sedangkan, paling mahal harganya Rp 150 ribu.

Ia mengaku, dari ketiga orang tersebut tidak ada yang memiliki kompetensi membatik sebelumnya. Kemampuan membatik didapatkan dari mengikuti pelatihan batik.

”Alhamdulliah karya ini lolos seleksi Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dari Kemendikbud. Kami mendapat dukungan dana untuk mengembangkannya,” terangnya.

Saat ini, Batik Saba sudah membentuk PT sendiri dengan nama PT Batik Saba Internasional. Pembuatan PT ini dimaksudkan untuk mempermudah membagun kerjasama.

”Harapannya bisa ekspansi pasar keluar negeri, selama ini kami masih menitipkan produk ini di toko depan Masjid Menara Kudus. Di samping itu, kami sudah membangun kerjasama dengan Atase Perdaganagan Kementerian Perdagangan di Canberra, Australia,” jelasnya.

Editor: Budi Santoso

Komentar