Ternyata Ini Filosofi Nasi Pincuk Salin Luwur Sunan Muria
Muhamad Fatkhul Huda
Sabtu, 20 Juli 2024 17:17:00
Murianews, Kudus – Nasi Pincuk merupakan salah satu makanan yang meramaikan tradisi salin luwur Sunan Muria setiap tahunnya. Nasi tersebut menggambarkan makna kesederhanaan dan semangat berbagi.
Muhdi, ketua panitia salin luwur dan haul Sunan Muria menyatakan, nasi pincuk merupakan sebuah kearifan lokal. Masyarakat sekitar lereng Muria dahulu sebelum terdapat piring, menggunakan daun sebagai tempat makan.
”Daun pisang, daun jati. Daun lebar digunakan untuk tempat makan, seadanya. Ini simbol kesederhanaan,” katanya kepada Murianews.com, Sabtu (20/7/2024).
Ia mengungkapkan penggunaan daun lebih mudah dan praktis. Daun juga dirasa aman untuk membungkus makanan.
Ia mengutarakan penggunaan daun jati untuk nasi pincuk jumlahnya masih banyak. Tidak hanya itu, daun jati memiliki nilai yang tinggi.
”Semua yang berhubungan dengan daun jati itu nilainya tinggi. Makanya di sini semua jati, gebyoknya jati dan nasi pincuknya dibungkus daun jati,” ujarnya.
Selain itu, daun jati memiliki aroma khas yang memberikan nuansa Jawa kharismatik. Ia mengatakan, jati memiliki makna sejatining diri.
Di samping itu, nasi pincuk merupakan sebuah simbol berbagi. Hal tersebut selaras dengan ajaran Sunan Muria.
”Ojo pageri omahmu nganggo tembok, nanging pageri nganggo mangkok. Artinya jangan membuat pagar tembok tapi pagar yang harus dibangun adalah mangkok yang menyimbolkan sedekah,” jelasnya.
Muhdi menyatakan, sedekah membuat manusia tidak tersekat satu sama lainnya. Dengan sedekah pula manusia bisa mendapatkan ketentraman dan keamanan.
Ia menjelaskan nama nasi pincuk sendiri berasalah dari cara membungkusnya. Nasi tersebut dibungkus dengan daun jati yang dilipat-lipat tidak ada pengaitnya.
Isi dari nasi pincuk adalah nasi dan lauk pauk yang berupa daging kerbau dan kambing. Daging tersebut sudah diberi bumbu dan tidak berkuah.
”Mungkin kalau di Sunan Kudus disebut nasi jangkrik tapi di sini nasi pincuk. Kemungkinan yang membedakan adalah bumbunya, kami ambil bumbu yang ada di sekitar lereng Muria, alami semua,” ujarnya.
Editor: Cholis Anwar



