Koordinator lapangan Bendungan Logung, Muhammad Khozim menyatakan, petani meminta rilis air tapi tidak diterima karena air di bendungan sudah defisit. Pihaknya mengaku sudah memberikan informasi kepada UPT Pengairan terkait hal itu.
”Kami sudah berkoordinasi dan menyurati UPT Pengairan wilayah Kudus. Isinya pimpinan kami tidak memberikan izin rilis air karena sudah defisit,” ujarnya kepada Murianews.com, Selasa (19/11/2024).
Ia menyampaikan, sebelumnya pihak pengelola sudah melakukan koordinasi dengan petani terkait rencana tahunan operasi waduk (RTOW). Pada ROTW, di Bulan November 2024 batas minimal ketinggian air di waduk 79 meter dari muka air laut.
Saat ini, elevasi Bendungan Logung sudah mencapai 78 meter dari muka air laut. Artinya jika dilihat secara rencana tahunan sudah defisit.
”Seharusnya pada bulan ini 81 meter dari muka air laut. Hitungan ini agar di akhir tahun airnya masih ada untuk dialirkan. Kalau tidak dihitung nanti bisa kacau, saat ini curah hujan masih minim jadi air di bendungan di bawah batas perencanaan,” ujarnya.
Khozim menyebutkan, memang ada toleransi elevasi untuk irigasi di ukuran 76-75,50 dari muka air laut. Sementara untuk air baku ada toleransi hingga 74 meter dari muka air laut.
Murianews, Kudus – Pengelola Bendungan Logung, Kudus, Jawa Tengah menanggapi aksi dari para petani pada Selasa (19/11/2024). Pihak pengelola menyatakan permintaan air dari bendungan tidak diterima oleh pimpinan pengelola.
Koordinator lapangan Bendungan Logung, Muhammad Khozim menyatakan, petani meminta rilis air tapi tidak diterima karena air di bendungan sudah defisit. Pihaknya mengaku sudah memberikan informasi kepada UPT Pengairan terkait hal itu.
”Kami sudah berkoordinasi dan menyurati UPT Pengairan wilayah Kudus. Isinya pimpinan kami tidak memberikan izin rilis air karena sudah defisit,” ujarnya kepada Murianews.com, Selasa (19/11/2024).
Ia menyampaikan, sebelumnya pihak pengelola sudah melakukan koordinasi dengan petani terkait rencana tahunan operasi waduk (RTOW). Pada ROTW, di Bulan November 2024 batas minimal ketinggian air di waduk 79 meter dari muka air laut.
Saat ini, elevasi Bendungan Logung sudah mencapai 78 meter dari muka air laut. Artinya jika dilihat secara rencana tahunan sudah defisit.
”Seharusnya pada bulan ini 81 meter dari muka air laut. Hitungan ini agar di akhir tahun airnya masih ada untuk dialirkan. Kalau tidak dihitung nanti bisa kacau, saat ini curah hujan masih minim jadi air di bendungan di bawah batas perencanaan,” ujarnya.
Khozim menyebutkan, memang ada toleransi elevasi untuk irigasi di ukuran 76-75,50 dari muka air laut. Sementara untuk air baku ada toleransi hingga 74 meter dari muka air laut.
Akan tetapi, pihaknya memperhitungkan kerentanan bendungan. Sebab bendungan bisa mengalami kerusakan jika elevasi tidak terpenuhi.
”Kalau sudah di bawah 74 kami sudah tidak berani rilis air karena bisa menyebabkan bendungan longsor dan bahaya. Ini pun angka 78 meter dari muka air laut sudah di bawah tapi tadi petani minta dibuka ya kami buka dua hari 2,3-2,5 kibik per detik hingga Kamis (21/11/2024) pukul 07.00 WIB,” jelasnya.
Ia berharap, hujan turun agar elevasi bendungan naik. Sehingga defisit air tidak terlalu jauh dari perencanaan.
Editor: Supriyadi