Salah satu penjual kembang api, Kristianto Nugroho mengatakan, saat ini penjualan masih sepi. Namun, dibandingkan dengan hari biasanya sudah ada sedikit peningkatan.
’’Masih sepi, mungkin besok puncaknya pas H-1 (tahun baru). Paling ini yang membeli dari pelangganan-pelangganan biasanya, sudah mulai banyak ada yang pesan juga,’’ terangnya pada Murianews.com, Senin (30/12/2024).
Menurut penuturannya, kembang api yang paling banyak diminati adalah ramon candle. Harga jenis kembang api itu per buahnya adalah Rp 50 ribu.
’’Jenisnya banyak, biasanya yang paling laku ya itu (ramon candle), modelnya seperti kembang api biasanya. Saya perkirakan, besok setiap orang rata-rata akan membeli kembang api sejumlah Rp 150 ribu,’’ sebutnya.
Murianews, Kudus – Penjualan kembang api di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah diprediksi meningkat besok Selasa (31/12/2024). Diperkirakan ratusan orang akan menyerbu tempat penjualan kembang api.
Salah satu penjual kembang api, Kristianto Nugroho mengatakan, saat ini penjualan masih sepi. Namun, dibandingkan dengan hari biasanya sudah ada sedikit peningkatan.
’’Masih sepi, mungkin besok puncaknya pas H-1 (tahun baru). Paling ini yang membeli dari pelangganan-pelangganan biasanya, sudah mulai banyak ada yang pesan juga,’’ terangnya pada Murianews.com, Senin (30/12/2024).
Ia menyatakan, di tokonya terdapat lebih dari 200 jenis kembang api yang dijual. Harganya bervariasi, mulai dari Rp 500 hingga paling mahal Rp 1,5 juta.
Menurut penuturannya, kembang api yang paling banyak diminati adalah ramon candle. Harga jenis kembang api itu per buahnya adalah Rp 50 ribu.
’’Jenisnya banyak, biasanya yang paling laku ya itu (ramon candle), modelnya seperti kembang api biasanya. Saya perkirakan, besok setiap orang rata-rata akan membeli kembang api sejumlah Rp 150 ribu,’’ sebutnya.
Pria yang kerap disapa Cintung itu mengutarakan, penjualan kembang api untuk tahun baru tidak seramai saat lebaran. Bahkan, secara keseluruhan penjualan di tokonya sudah agak menurun dari tahun ke tahun.
Tak Jual Kembang Api Lokal...
Berdasarkan penilaiannya, penurunan penjualan itu dikarenakan sudah banyak kompetitor yang bermunculan. Di beberapa daerah lain, sudah banyak penjual kembang api baru.
”Saat ini pembelinya paling hanya dari Kudus saja, dulu dari luar daerah ada, Demak, Pati, Purwodadi ambil di sini tapi sekarang sudah banyak yang jual di daerah-daerah jadi jarang ambil sini lagi,’’ ungkapnya.
Cintung mengatakan, produk kembang api di tokonya memiliki izin lengkap dan merupakan produk impor. Izin itu dikeluarkan dari Mabes Polri, Polda Jateng, dan Polres Kudus sehingga legal diperjualbelikan.
Ia memastikan, tokonya tidak menjual produk lokalan tanpa izin. Sebab produk kembang api lokal dinilai berbahaya dan berisiko tinggi.
’’Tidak ada yang dari lokal, berbahaya dan tidak berizin, kami hanya menjual yang berizin saja, tidak berani kalau jual yang tidak berizin,’’ tutupnya.
Editor: Zulkifli Fahmi