Pihak kelompok tani menyatakan sempat ada pemberitahuan tapi jarang yang ikut mendaftar dan mengumpulkan syarat pengajuan.
”Dulu ada pemberitahuan untuk mengumpulkan KTP sama materai tapi mereka tidak mau karena meragukan, sekarang sudah cair malah marah karena tidak dapat,” ungkapnya.
Siswanto sendiri tidak tahu menahu urusan pendataan bantuan puso itu awalnya seperti apa. Sebab, ia mengaku baru menjabat ketua kelompok tani baru di tahun 2024.
Ia menyebutkan, pendataan bagi penerima bantuan puso dilakukan pada tahun 2023. Artinya ia belum menjabat sebagai ketua kelompok taninya.
”Pihak PPL ngomong numpuk berkasnya langsung siang ini, mendadak. Sebenarnya saya tidak tahu pendataannya soalnya saya belum menjadi ketua. Kalau saya cek ini banyak yang tidak mendapat bantuan puso, mungkin sekitar 100 petani lebih,” sebutnya.
Ia turut menanggapi terkait orang yang tidak menggarap tapi mendapat bantuan. Menurutnya, dulu ada kemungkinan saat terdampak orangnya juga sedang menggarap sawah.
Murianews, Kudus – Kelompok Tani (Poktan) Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menanggapi adanya Tudingan penyelewengan bantuan puso di desa setempat.
Pihak kelompok tani menyatakan sempat ada pemberitahuan tapi jarang yang ikut mendaftar dan mengumpulkan syarat pengajuan.
Ketua Poktan Desa Wonosoco, Siswanto mengungkapkan, pemberitahuan itu dilakukan secara mendadak. Beberapa petani tidak ingin mengikuti karena meragukannya.
”Dulu ada pemberitahuan untuk mengumpulkan KTP sama materai tapi mereka tidak mau karena meragukan, sekarang sudah cair malah marah karena tidak dapat,” ungkapnya.
Siswanto sendiri tidak tahu menahu urusan pendataan bantuan puso itu awalnya seperti apa. Sebab, ia mengaku baru menjabat ketua kelompok tani baru di tahun 2024.
Ia menyebutkan, pendataan bagi penerima bantuan puso dilakukan pada tahun 2023. Artinya ia belum menjabat sebagai ketua kelompok taninya.
”Pihak PPL ngomong numpuk berkasnya langsung siang ini, mendadak. Sebenarnya saya tidak tahu pendataannya soalnya saya belum menjadi ketua. Kalau saya cek ini banyak yang tidak mendapat bantuan puso, mungkin sekitar 100 petani lebih,” sebutnya.
Ia turut menanggapi terkait orang yang tidak menggarap tapi mendapat bantuan. Menurutnya, dulu ada kemungkinan saat terdampak orangnya juga sedang menggarap sawah.
Bantuan Puso...
Lalu, beberapa petani di Desa Wonosoco juga memiliki lahan dekat bukit dengan kondisi rendah sebelah. Jadi hanya sebagian yang tedampak genangan sedangkan lainnya tidak sehingga masih bisa dipanen.
”Mungkin saja dia sudah tidak menggarap saat dana ini keluar, tapi saat itu menggarap sawah,” tekannya.
Sementara itu, salah satu anggota Poktan, Sunanto menyatakan hal yang senada. Ia mengakui dulu ada yang tidak mau menyetor berkas saat pendataan. Namun, saat melihat bantuannya cair malah kalang kabut.
”Dulu itu banyak yang bilang buat apa menumpuk belum tentu dapat, banyak yang meragukan. Akan tetapi saat cair malah marah. Saya sendiri dulu tidak mau menumpuk karena ragu tapi ya sudah saya tidak mau marah-marah saya sadar dulu tidak mau numpuk berkas,” terangnya.
Editor: Supriyadi