”Suplai barang yang bagus itu pendistribusiannya seimbang, tidak banyak atau kurang dari permintaan pasar, angka deflasi dipengaruhi oleh faktor ini, pemerintah bisa atau tidak dalam mengatur ini,” jelasnya kepqada Murianews.com, Selasa (4/2/2025).
Kemungkinan kedua yang mendorong deflasi adalah daya beli masyarakat turun. Perilaku konsumsi masyarakat yang menurun dapat berdampak pada kelesuan ekonomi.
Selain itu, investor tidak langsung memberikan suntikan dana karena pasar sedang lesu dan daya beli rendah. Dengan begitu, perekonomian semakin melambat.
Murianews, Kudus – Beberapa bulan terakhir Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengalami deflasi setiap bulannya. Dibalik itu, ada dua kemungkinan yang menyebabkan fenomena ini terjadi.
Stastisi Madya BPS Kudus Kusuma Agung Handaka mengatakan, dua kemungkinan itu adalah faktor suplai barang yang bagus atau daya beli masyarakat yang lesu.
”Suplai barang yang bagus itu pendistribusiannya seimbang, tidak banyak atau kurang dari permintaan pasar, angka deflasi dipengaruhi oleh faktor ini, pemerintah bisa atau tidak dalam mengatur ini,” jelasnya kepqada Murianews.com, Selasa (4/2/2025).
Kemungkinan kedua yang mendorong deflasi adalah daya beli masyarakat turun. Perilaku konsumsi masyarakat yang menurun dapat berdampak pada kelesuan ekonomi.
Selain itu, investor tidak langsung memberikan suntikan dana karena pasar sedang lesu dan daya beli rendah. Dengan begitu, perekonomian semakin melambat.
”Ini berdampak pada beberapa pelaku UMKM, pernah viral itu kan, pedagang yang hanya bisa menjual satu dua barangnya, ini vibe resesi tapi angka statistik belum resesi. Melihat ini tentu investor tidak berani langsung, mereka pasti akan menunggu harga kembali normal,” terangnya.
Kondisi Kudus…
Kusuma menyatakan, kondisi di Kudus sendiri masih moderat karena deflasi tidak terlalu tinggi. Namun, ia menyebutkan semua pihak bisa melihat geliat pertumbuhan ekonomi untuk menganalisa kondisi di Kudus.
Penyajian data pertumbuhan ekonomi setiap tri wulan menjadi salah satu data grafis yang dapat menjadi bahan analisa pergerakan ekonomi di Kudus. Data ini sangat penting bagi penyelenggara pemerintahan agar membuat kebijakan yang tepat sasaran.
”Kami menyajikan datanya saja, kalau secara data deflasi itu masih moderat, tapi untuk menganalisis itu tidak hanya melihat satu data ini, perlu data lain seperti pertumbuhan ekonomi triwulanan, agar tahu kondisi sebenarnya,” jelasnya.
Editor: Supriyadi