Salah satu pemudik, Ahmad Firdaus (27), yang menempuh perjalanan dari Jepara ke Wonosobo, menyatakan kepuasannya menggunakan Pertamax.
”Saya cuma sekali isi saja dari Jepara sampai Wonosobo. Konsumsinya irit, tarikan motor juga lebih enteng. Tidak boros sama sekali,” ujarnya saat ditemui Murianews.com di rest area jalur pantura.
Menurut Firdaus, Pertamax bukan hanya hemat, tetapi juga membuat perjalanan terasa lebih nyaman. Hal ini ia rasakan baik saat arus mudik maupun saat arus balik.
”Enak dipakainya, mesinnya halus, tidak cepat panas, nyaman aja,” tambahnya.
Adanya isu yang sempat berhembus mengenai Pertamax oplosan memang membuatnya sedikit kecewa. Namun karena pengalaman baik menggunakan Pertamax, Ia tetap menggunakan BBM milik Pertamina itu.
Pernyataan senada disampaikan Yogi Saputra (28), pemudik yang menempuh perjalanan dari Surabaya ke Kudus. Ia mengaku tidak terlalu menghabiskan banyak bahan bakar meski menempuh perjalanan jauh.
”Kalau dihitung-hitung, ini lebih hemat. Bensinnya irit banget, beda kalau pakai jenis lain. Cocok buat perjalanan jauh kayak gini,” jelasnya.
Murianews, Kudus – Momen arus balik Lebaran 2025 dimulai. Para pemudik pun memulai kembali perjalanannya ke perantauan. Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax pun masih menjadi pilihan utama dari para pemudik, utamanya mereka yang berkendara di Jalur Pantura.
Banyak dari mereka memilih menggunakan bahan bakar jenis Pertamax untuk kendaraan pribadi selama perjalanan mudik dan arus balik. Alasannya karena Pertamax dinilai lebih irit, efisien, dan nyaman untuk perjalanan jarak jauh.
Salah satu pemudik, Ahmad Firdaus (27), yang menempuh perjalanan dari Jepara ke Wonosobo, menyatakan kepuasannya menggunakan Pertamax.
”Saya cuma sekali isi saja dari Jepara sampai Wonosobo. Konsumsinya irit, tarikan motor juga lebih enteng. Tidak boros sama sekali,” ujarnya saat ditemui Murianews.com di rest area jalur pantura.
Menurut Firdaus, Pertamax bukan hanya hemat, tetapi juga membuat perjalanan terasa lebih nyaman. Hal ini ia rasakan baik saat arus mudik maupun saat arus balik.
”Enak dipakainya, mesinnya halus, tidak cepat panas, nyaman aja,” tambahnya.
Adanya isu yang sempat berhembus mengenai Pertamax oplosan memang membuatnya sedikit kecewa. Namun karena pengalaman baik menggunakan Pertamax, Ia tetap menggunakan BBM milik Pertamina itu.
Pernyataan senada disampaikan Yogi Saputra (28), pemudik yang menempuh perjalanan dari Surabaya ke Kudus. Ia mengaku tidak terlalu menghabiskan banyak bahan bakar meski menempuh perjalanan jauh.
”Kalau dihitung-hitung, ini lebih hemat. Bensinnya irit banget, beda kalau pakai jenis lain. Cocok buat perjalanan jauh kayak gini,” jelasnya.
Lebih irit...
Yogi menambahkan, selain lebih irit, kendaraannya juga terasa lebih stabil saat menggunakan Pertamax. Hal ini penting terutama saat menghadapi kemacetan dan tanjakan selama perjalanan.
Tren penggunaan Pertamax oleh para pemudik menunjukkan adanya kesadaran akan efisiensi bahan bakar dan kualitas kendaraan.
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Taufiq Kurniawan mengapresiasi pilihan konsumen akan bahan bakar berkualitas.
”Ternyata pilihan pemudik tetap pada Pertamax Series yang membuktikan mereka tidak terpengaruh akan isu belakangan,” ujar Taufiq
Taufiq menambahkan, psikologis masyarakat ketika melakukan perjalanan jauh juga berpengaruh. Rata-rata respon konsumen pemilih Pertamax adalah mereka tidak mau menemui kendala pada mesin saat perjalanan jauh.
Dengan kondisi lalu lintas yang padat dan jarak tempuh yang jauh, efisiensi bahan bakar menjadi salah satu faktor penting bagi kenyamanan dan kelancaran perjalanan.
Pertamax pun kian menjadi pilihan utama di kalangan pemudik Indonesia, meski sempat diterpa isu tak sedap.
