salah satu pelaku UMKM Kudus yang ikut berpartisipasi dalam even tersebut adalah Eka Rahayu Ningsing. Ia menyampaikan, animo masyarakat Timur Tengah terhadap produk-produk lokal Indonesia sangatlah tinggi.
”Respons luar biasa. Produk kita seperti snack, kopi tjolo, camilan, kerupuk ketela, hingga sandal dan sepatu banyak diminati,” ujarnya, baru-baru ini.
Produk seperti teh kulit nanas, kerajinan pandan dan serat nanas, serta ceriping pisang juga dinilai unik dan potensial.
Dalam ajang tersebut, pelaku usaha membawa pulang 9 Letter of Intent (LoI) untuk berbagai sektor mulai dari makanan ringan, fesyen, hingga otomotif dan pariwisata.
”Ada juga 3 LoI untuk Kudus, ini menunjukkan bahwa peluang kita sangat terbuka lebar,” tambah Eka.
Selain produk itu, pariwisata di Kudus turut menarik minat. Salah satu konsep wisata yang menarik perhatian adalah Jelajah Kopi Muria, dengan mobil jeep, yang menggabungkan petualangan dan edukasi di kebun kopi.
Namun, Eka menyoroti tantangan logistik dan perizinan. Pengiriman barang ke Libya membutuhkan waktu 30 hingga 60 hari, dan beberapa produk masih terkendala sertifikasi BPOM.
Murianews, Kudus – Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM Kudus, Jawa Tengah menunjukkan taji di kancah internasional usai memukau para pengunjung Expo Internasional di Tripoli, Libya dengan kualitas produk yang mejeng di even pameran internasional itu.
salah satu pelaku UMKM Kudus yang ikut berpartisipasi dalam even tersebut adalah Eka Rahayu Ningsing. Ia menyampaikan, animo masyarakat Timur Tengah terhadap produk-produk lokal Indonesia sangatlah tinggi.
”Respons luar biasa. Produk kita seperti snack, kopi tjolo, camilan, kerupuk ketela, hingga sandal dan sepatu banyak diminati,” ujarnya, baru-baru ini.
Produk seperti teh kulit nanas, kerajinan pandan dan serat nanas, serta ceriping pisang juga dinilai unik dan potensial.
Dalam ajang tersebut, pelaku usaha membawa pulang 9 Letter of Intent (LoI) untuk berbagai sektor mulai dari makanan ringan, fesyen, hingga otomotif dan pariwisata.
”Ada juga 3 LoI untuk Kudus, ini menunjukkan bahwa peluang kita sangat terbuka lebar,” tambah Eka.
Selain produk itu, pariwisata di Kudus turut menarik minat. Salah satu konsep wisata yang menarik perhatian adalah Jelajah Kopi Muria, dengan mobil jeep, yang menggabungkan petualangan dan edukasi di kebun kopi.
Namun, Eka menyoroti tantangan logistik dan perizinan. Pengiriman barang ke Libya membutuhkan waktu 30 hingga 60 hari, dan beberapa produk masih terkendala sertifikasi BPOM.
Perizinan...
”Perizinan harus lebih diperhatikan, dan kami butuh kolaborasi dengan pemerintah provinsi agar bisa lebih siap ekspor,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa pengusaha di Libya dan Timur Tengah umumnya sangat terbuka untuk kerja sama, bahkan ada wacana mendirikan storage untuk kurma dan zaitun di Kudus.
”Mereka sempat menangis saat kita pamit pulang, padahal masih ingin melanjutkan pembahasan kerja sama,” kenangnya.
Eka berharap dengan dukungan pemerintah dan regulasi yang memadai, pelaku UMKM Kudus bisa berdaya saing global. ”Kami siap go internasional. Pemerintah tinggal mendampingi,” pungkasnya.
Editor: Anggara Jiwandhana