Kegiatan yang diperagakan langsung oleh personel Satlantas Polres Kudus ini menampilkan berbagai skenario kecelakaan akibat kelalaian pengendara, seperti aksi balap liar, menggunakan handphone saat berkendara, menyeberang gang tanpa melihat situasi, dan bermain di pinggir jalan.
Kasatlantas Polres Kudus Iptu Royke Noldy Darean mengatakan, inisiatif ini tercatat sebagai yang pertama digelar di Kabupaten Kudus, bahkan bisa menjadi pionir di tingkat Jawa Tengah maupun Nasional.
”Simulasi ini kami rancang khusus agar para pelajar bisa melihat secara langsung bagaimana akibat dari pelanggaran lalu lintas. Jika biasanya kami melakukan sosialisasi melalui program Police Goes to School dalam bentuk presentasi di ruang kelas, kali ini kami hadirkan bentuk edukasi yang lebih nyata dan menyentuh secara emosional,” ujarnya, Sabtu (17/5/2025).
Menurut Iptu Royke, kegiatan ini lahir dari keprihatinan akan masih tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Kudus.
Murianews, Kudus – Satlantas Polres Kudus menggelar edukasi lalu lintas bagi pelajar, Sabtu (17/5/2025) di Balai Jagong Kudus. Kali ini, Satlantas mengadakan Simulasi Dampak Kelalaian Berlalu Lintas dan memperlihatkan langsung berbagai pemicu kecelakaan.
Kegiatan yang diperagakan langsung oleh personel Satlantas Polres Kudus ini menampilkan berbagai skenario kecelakaan akibat kelalaian pengendara, seperti aksi balap liar, menggunakan handphone saat berkendara, menyeberang gang tanpa melihat situasi, dan bermain di pinggir jalan.
Ada juga simulasi belok tidak sesuai lampu sein yang kerap digaungkan dengan istilah berkendara gaya emak-emak, hingga pelanggaran seperti melawan arus. Semua diperagakan secara nyata dan mendekati kondisi lapangan.
Kasatlantas Polres Kudus Iptu Royke Noldy Darean mengatakan, inisiatif ini tercatat sebagai yang pertama digelar di Kabupaten Kudus, bahkan bisa menjadi pionir di tingkat Jawa Tengah maupun Nasional.
”Simulasi ini kami rancang khusus agar para pelajar bisa melihat secara langsung bagaimana akibat dari pelanggaran lalu lintas. Jika biasanya kami melakukan sosialisasi melalui program Police Goes to School dalam bentuk presentasi di ruang kelas, kali ini kami hadirkan bentuk edukasi yang lebih nyata dan menyentuh secara emosional,” ujarnya, Sabtu (17/5/2025).
Menurut Iptu Royke, kegiatan ini lahir dari keprihatinan akan masih tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Kudus.
Dampak sebuah kelalaian...
Khususnya yang melibatkan usia muda dan pelajar. Edukasi konvensional dinilai juga dinilainya belum cukup memberikan efek jera atau kesadaran penuh akan pentingnya disiplin berlalu lintas.
”Melalui simulasi ini, pelajar bisa melihat sendiri bagaimana dampak dari sebuah kelalaian. Mereka menyaksikan korban, luka, kerugian materiil hingga potensi kehilangan nyawa akibat pelanggaran. Ini diharapkan membekas lebih kuat di benak mereka ketimbang hanya sekadar mendengar atau melihat gambar di layar,” tegasnya.
Peserta sosialisasi kali ini difokuskan kepada sejumlah pelajar dari SD, SMP, hingga SMA di Kudus. Mereka tampak antusias dan terlibat aktif dalam sesi tanya jawab usai simulasi digelar.
Iptu Royke menambahkan, kegiatan ini akan menjadi program berkelanjutan dan akan menyasar berbagai lapisan masyarakat, tak hanya pelajar. Ia berharap inovasi ini dapat menjadi contoh bagi wilayah lain dalam mengedukasi masyarakat tentang keselamatan berkendara.
”Keselamatan adalah tanggung jawab kita bersama. Kami ingin membentuk budaya tertib berlalu lintas sejak dini dan dengan cara yang efektif. Semoga upaya ini dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa di jalan raya,” pungkasnya.
Editor Anggara Jiwandhana