Lakon ini berlatar tentang sebuah kos-kosan milik Pak Uger dan istrinya. Kos tersebut diisi oleh tiga penghuni dengan background berbeda sebagai tokoh utama.
Pertama adalah seorang perempuan bernama Ica yang bekerja sebagai PSK. Lalu, Wawan seorang mahasiswa kesepian serta pasangan suami-istri bernama Rama dan Sinta, penghuni baru.
Ica sebagai seorang pekerja malam memiliki pacar yang selalu setia menjemput dan mengantarkannya bekerja. Hingga suatu hari, Ica terbunuh oleh pelanggannya sendiri dan membuat seluruh kos begitu sedih.
”Kisah Ica yang dibunuh pelanggannya bukan satu-dua kali terjadi, tapi selama ini kita diam saja karena tidak merasakan kehilangan dan menganggap pelacur itu tak berarti bagi kita. Namun, apabila PSK itu adalah orang terdekat kita, maka kita akan merasakan kesedihan dan menganggap itu sebagai sebuah nyawa,” ungkapnya.
Kemudian, setelah itu konflik terjadi pada Wawan, mahasiswa kesepian yang ternyata menyukai Sinta, istri dari Rama. Wawan bersifat lancang karena diam-diam mengambil pakaian dalam dan merekam Sinta saat mandi.
Usut punya usut, Wawan mengagumi Sinta dengan penuh nafsu karena Sinta sering mengunggah jogetan-jogetan tren masa kini di media sosialnya.
Murianews, Kudus – Teater Keluarga Segitiga Teater (KESET) kembali mengguncang dunia pementasan di Kabupaten Kudus, tepatnya di Auditorium UMK. Melalui lakon Kost Pak Uger disutradarai Alfiyanto, mereka sukses membuat penonton terhanyut.
Lakon ini berlatar tentang sebuah kos-kosan milik Pak Uger dan istrinya. Kos tersebut diisi oleh tiga penghuni dengan background berbeda sebagai tokoh utama.
Pertama adalah seorang perempuan bernama Ica yang bekerja sebagai PSK. Lalu, Wawan seorang mahasiswa kesepian serta pasangan suami-istri bernama Rama dan Sinta, penghuni baru.
Ica sebagai seorang pekerja malam memiliki pacar yang selalu setia menjemput dan mengantarkannya bekerja. Hingga suatu hari, Ica terbunuh oleh pelanggannya sendiri dan membuat seluruh kos begitu sedih.
Dalam kisah itu, Pak Uger menyampaikan pesan kritik atas apa yang diterima Ica dan orang terdekatnya.
”Kisah Ica yang dibunuh pelanggannya bukan satu-dua kali terjadi, tapi selama ini kita diam saja karena tidak merasakan kehilangan dan menganggap pelacur itu tak berarti bagi kita. Namun, apabila PSK itu adalah orang terdekat kita, maka kita akan merasakan kesedihan dan menganggap itu sebagai sebuah nyawa,” ungkapnya.
Kemudian, setelah itu konflik terjadi pada Wawan, mahasiswa kesepian yang ternyata menyukai Sinta, istri dari Rama. Wawan bersifat lancang karena diam-diam mengambil pakaian dalam dan merekam Sinta saat mandi.
Usut punya usut, Wawan mengagumi Sinta dengan penuh nafsu karena Sinta sering mengunggah jogetan-jogetan tren masa kini di media sosialnya.
Menggambarkan Realitas Kehidupan...
Melihat konflik itu, Pak Uger sebagai pemilik kos merasa bersalah karena telah memberikan kebebasan tapi tidak bisa menegaskan tanggung jawab pada para penghuni kos. Penyesalan ini menutup cerita yang begitu luar biasa.
Ketua Teater KESET, Zaky Zamani mengatakan, pementasan ini mengadopsi dari naskah Idham Ardi N yang berjudul Kost Campur Bebas. Sebuah naskah yang menggambarkan realitas kehidupan masa kini.
”Saya yakin naskah ini tidak akan sumbang di telinga penonton. Mungkin ada yang menilai ini sangat vulgar atau saru, tapi dari sini kita harus menyadari bahwa kita hidup dilingkungan seperti itu. Ini menjadi pengingatnya,” ujarnya usai pementasan, Jumat (27/6/2025).
Editor: Dani Agus