Rabu, 19 November 2025

Murianews, KudusEtiket merupakan sebuah simbol yang cukup berharga bagi dari sebungkus rokok. Benda ini bukan hanya menjadi bungkus yang menunjukan identitas tapi lebih dari itu.

Itu diungkapkan lebih mendalam dalam diskusi yang diselenggarakan Komunitas Cerita Kudus Tuwa (CKT). Diskusi itu diselenggarakan sebagai rangkaian dari pameran etiket pada Jumat-Minggu (27-29/6/2025) di Moesioem Ketjil Keloerga Besar Ashadie, Kudus.

Seorang ilustrator dari Kudus yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi itu, Danang mengatakan, etiket terutama yang sudah lawasan bukan hanya sebatas arsip.

Etiket lawas adalah sumber inspirasi yang bisa dikembangkan menjadi bahasa visual baru. Ia menekankan bahwa gaya, warna, komposisi, hingga jenis tipografi merupakan cerminan dari karakter zamannya.

”Ada yang flamboyan, ada yang penuh ornamen, ada pula yang sederhana namun kuat secara simbolik,” terangnya.

Menurutnya, desain etiket itu memperhatikan target yang dituju. Desain etiket memuat budaya dan selera masyrakat agar menjadi lebih dekat dengan pasar.

Sementara itu, pembicara lain, Fatholi lebih menekankan pada pembahasan proses pembuatan etiket. Ia menyebut, etiket pada zaman dahulu dibuat dengan manual dan proses panjang serta teliti.

”Pada tahun 1930-an hingga 1960-an, pembuatan etiket di Kudus dilakukan dengan teknik cetak tangan atau letterpress. Setiap ornamen warna dicetak dalam setiap tahap, dengan artian satu etiket bisa diproses hingga lima kali,” ujarnya.

Terus Berkembang... 

  • 1
  • 2

Komentar

Terpopuler