Mantan Napiter dan Aktivis JI Kudus Ikut Upacara HUT RI ke-80
Muhamad Fatkhul Huda
Minggu, 17 Agustus 2025 17:34:00
Murianews, Kudus – Peringatan HUT RI ke-80 di Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus, Minggu (17/8/2025), berlangsung dengan nuansa berbeda. Untuk kesekian kalinya, upacara tersebut dihadiri para mantan narapidana terorisme (Napiter) dam mantan aktivis pergerakan Jamaah Islamiyah (JI).
Mereka hadir dan bergabung sebagai peserta upacara dengan membentuk satu pleton tersendiri. Kehadiran mereka mendapat apresiasi dari berbagai pihak.
Kapolsek Kudus Kota, AKP Subkhan, menyebut momen ini sebagai simbol nyata persatuan dan rekonsiliasi nasional. Para napiter dan manta aktivis JI, setidaknya menunjukan sikap sudah kembali ke pangkuan pertiwi.
”Mengundang mereka (Napiter dan Mantan aktivis JI) adalah bukti bahwa NKRI memberi ruang bagi siapa pun yang ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Ini langkah keberlanjutan dalam merawat kebinekaan dan memperkuat kesadaran kebangsaan,” ujarnya, Minggu (17/8/2025).
Kegiatan tersebut merupakan hasil kolaborasi berbagai instansi yang konsisten menjalankan program deradikalisasi serta pembinaan terhadap mantan narapidana terorisme (Napiter) di Kabupaten Kudus. Upaya ini dinilai berhasil menghadirkan ruang dialog sekaligus memperkuat integrasi sosial.
Salah satu mantan napiter yang enggan disebutkan namanya menyampaikan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan. Dirinya benar-benar kembali mendukung sepenuhnya NKRI.
”Saya merasa terhormat bisa berdiri di tengah warga Kudus dalam momen sakral ini. Ini langkah baru dalam hidup saya, dan saya ingin menunjukkan bahwa saya benar-benar kembali kepada NKRI,” tuturnya.
Sementara itu, mantan aktivis Jamaah Islamiyah Kudus menegaskan tekadnya untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
”Saya ucapkan terima kasih kepada AKP Subkhan yang tidak pernah putus asa berkomunikasi dengan kami sejak dahulu. Saya sadar pernah berada di jalan yang salah. Namun hari ini saya berdiri di sini sebagai bagian dari bangsa yang besar. Saya siap membuktikan bahwa perubahan itu mungkin,” ungkapnya.
Editor: Budi Santoso



