Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Pagi-pagi buta pada hari Jumat (19/9/2025) masyarakat Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah berbondong-bondong memadati Sendang Rejoso yang terletak di bawah Makam Sunan Muria.

Kedatangan masyarakat untuk ikut serta dalam Tradisi Guyang Cekathak yang sudah menjadi digelar secara turun temurun.

Prosesi Guyang Cekathak dimulai dari Selamatan di Masjid Sunan Muria, lalu kirab Cekathak atau pelana kuda milik Sunan Muria dari masjid menuju Sendang Rejoso.

Setiba di Sendang Rejoso, Cekathak dimandikan dengan air Sendang yang telah ditaburi oleh bunga. Kemudian, masyarakat diajak berdoa bersama agar diberikan kesejahteraan dan kebahagiaan.

Usai itu, masyarakat yang hadir makan bersama (kepungan) nasi berkat yang dibawa dari rumah maupun dari pihak yayasan. Tak kalah ikoniknya, terdapat dawet yang menjadi suguhan minuman dalam acara ini.

Ketua Dewan Pembinaan Yayasan Masjid dan Makam Sunan Muria, Mastur mengatakan, Tradisi Guyang Cekathak menjadi bentuk penghormatan dan mengenang jasa Sunan Muria ketika berdakwah di Pegunungan Muria.

Konon, Sunan Muria memiliki kuda yang senantiasa diajak untuk berdakwah. Sunan Muria selalu memandikan kudanya di Sendang Rejoso yang memiliki mata air tanpa pernah surut.

”Dulu untuk memandikan kuda, karena saat ini beliau sudah tidak ada, kudanya juga tidak ada, maka kita mengenang perjuangan beliau dengan memandikan pelana kudanya di Sendang itu,” terangnya, Jumat (19/9/2025).

Mengenang Perjuangan Sunan Muria... 

  • 1
  • 2

Komentar