Kembalikan BLT, Tukang Bangunan di Rembang: Semoga Rezeki Saya Dilipatgandakan
Murianews
Sabtu, 30 Mei 2020 13:35:58
Mereka menyatakan mundur karena merasa ada yang lebih berhak menerima. Dari lima warga yang mundur dan mengembalikan BLT itu, yakni Saroto yang bekerja sebagai tukang bangunan.
Meski sebulan terakhir ia tak bekerja lantaran sepi job, namun ia merasa tak berhak menerima bantuan itu. Ia pun rela mengembalikan BLT, agar bisa disalurkan ke warga lain yang berhak.
Ia mengaku bukan sombong atau merasa kaya, melainkan karena ia menyadari ada keluarga lain yang lebih membutuhkan dana bantuan dari pemerintah.
"Saya juga rakyat jelata, hanya tukang batu, sebulan
niki (ini) juga libur. Tidak menerima bantuan, bukan kok
gemede (sombong),
mboten ngoten niku (tidak seperti itu)," katanya dikutip dari
Sindonews.com.
Suyoto menyebut, semakin mantap untuk mengembalikan BLT setelah mendapat masukan dari para kiai dan aparat kepolisian. Dengan mengiklaskan bantuan itu kepada yang lebih berhak, ia pun berharap rezekinya semakin lancar.
"Semoga niat saya tidak menerima (BLT) dan diserahkan kepada yang berhak, rezeki saya bisa dilipatgandakan.
Mugi-mugi (semoga) jadi amalan barokah, diterima Allah SWT," kata Saronto.
Baca: Meski Tinggal di Rumah Sederhana dan Istri Derita Kanker Otak, Petani di Blora Rela Kembalikan BLT
Selain Saroto, ada empat warga Desa Kumendung yang mengembalikan BLT. Mereka mengaku meski bukan orang kaya, tapi perekonominya sudah cukup, sehingga mengembalikan bantuan agar disalurkan ke keluarga lain yang berhak.\Kepala Desa Kumendung, Dwi "Wiwik" Handayani membenarkan ada lima warganya yang mengembalikan BLT. Ia pun mengapresiasi wrganya lantara legawa untuk mengembalikan BLT.“Mereka sukarela enggak menerima bantuan, padahal terdaftar. Ini membuat saya bangga dan trenyuh, mereka bisa memampukan dirinya," ujarnya.Sementara dikutip dari
website resmi Pemkab Rembang, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) menyebut, BLT dari kabupaten dikucurkan untuk 19.113 keluarga penerima manfaat (KPM).Masing-masing KPM mendapatkan BLT sebesar Rp 200 ribu selama sembilan bulan. Pemkab Rembang pun menyiapkan dana sebear Rp 36 miliar untuk program ini. Penulis: Ali MuntohaEditor: Ali MuntohaSumber:
Sindonews.com
MURIANEWS, Rembang – Kesadaran warga untuk mengembalikan bantuan dari pemerintah saat pandemi corona semakin banyak. Yang terbaru, lima warga Desa Kumendang, Kecamatan Rembang, menyatakan mundur dari daftar penerima bantuan langsung tunai (BLT) dari Pemkab Rembang, Sabtu (30/5/2020).
Mereka menyatakan mundur karena merasa ada yang lebih berhak menerima. Dari lima warga yang mundur dan mengembalikan BLT itu, yakni Saroto yang bekerja sebagai tukang bangunan.
Meski sebulan terakhir ia tak bekerja lantaran sepi job, namun ia merasa tak berhak menerima bantuan itu. Ia pun rela mengembalikan BLT, agar bisa disalurkan ke warga lain yang berhak.
Ia mengaku bukan sombong atau merasa kaya, melainkan karena ia menyadari ada keluarga lain yang lebih membutuhkan dana bantuan dari pemerintah.
"Saya juga rakyat jelata, hanya tukang batu, sebulan
niki (ini) juga libur. Tidak menerima bantuan, bukan kok
gemede (sombong),
mboten ngoten niku (tidak seperti itu)," katanya dikutip dari
Sindonews.com.
Suyoto menyebut, semakin mantap untuk mengembalikan BLT setelah mendapat masukan dari para kiai dan aparat kepolisian. Dengan mengiklaskan bantuan itu kepada yang lebih berhak, ia pun berharap rezekinya semakin lancar.
"Semoga niat saya tidak menerima (BLT) dan diserahkan kepada yang berhak, rezeki saya bisa dilipatgandakan.
Mugi-mugi (semoga) jadi amalan barokah, diterima Allah SWT," kata Saronto.
Baca: Meski Tinggal di Rumah Sederhana dan Istri Derita Kanker Otak, Petani di Blora Rela Kembalikan BLT
Selain Saroto, ada empat warga Desa Kumendung yang mengembalikan BLT. Mereka mengaku meski bukan orang kaya, tapi perekonominya sudah cukup, sehingga mengembalikan bantuan agar disalurkan ke keluarga lain yang berhak.
\Kepala Desa Kumendung, Dwi "Wiwik" Handayani membenarkan ada lima warganya yang mengembalikan BLT. Ia pun mengapresiasi wrganya lantara legawa untuk mengembalikan BLT.
“Mereka sukarela enggak menerima bantuan, padahal terdaftar. Ini membuat saya bangga dan trenyuh, mereka bisa memampukan dirinya," ujarnya.
Sementara dikutip dari
website resmi Pemkab Rembang, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) menyebut, BLT dari kabupaten dikucurkan untuk 19.113 keluarga penerima manfaat (KPM).
Masing-masing KPM mendapatkan BLT sebesar Rp 200 ribu selama sembilan bulan. Pemkab Rembang pun menyiapkan dana sebear Rp 36 miliar untuk program ini.
Penulis: Ali Muntoha
Editor: Ali Muntoha
Sumber:
Sindonews.com