Melihat Tradisi Jamasan Bende Becak Rembang Peninggalan Sunan Bonang
Murianews
Senin, 11 Juli 2022 13:59:26
MURIANEWS, Rembang – Tradisi jamasan Bende Becak digelar, Minggu (10/7/2022). Agenda itu digelar di Desa Bonang, Kecamatan Lesem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Bende Becak berbentuk mirip gong kecil yang merupakan peninggalan Sunan Bonang. Konon, benda ini adalah sosok utusan yang bernama Becak dari Kerajaan Majapahit.
Raja Majapahit kala itu, Brawijaya V mengutus Becak untuk mengirim surat jawaban ajakan Sunan Bonang untuk masuk Islam. Dalam surat itu, Raja Brawijaya V menolak menjadi penganut Islam.
Baca: Jalan Alternatif Pati-Rembang RusakSetelah menyerahkan surat itu, ternyata Becak tak langsung pulang. Ia justru menyanyikan tembang-tembang di depan kediaman Sunan Bonang.
Apa yang dilakukan Becak itu rupanya mengganggu Sunan Bonang dan para santrinya saat sedang mengaji. Sunan bonang pun bertanya, siapa yang menembang di luar itu.
Para santri pun menjawab bahwa suara itu adalah suara Becak, namun justru Sunan Bonang menjawab itu suara bende (gong).
Para Santripun kemudian mengecek keluar. Namun Becak tak ada di sana, santri justru menemukan gong kecil, yang konon bende itu adalah Becak utusan dari Majapahit.
Melansir
rembangkab.go.id, Bende Becak dijamas tiap Hari Raya Iduladha. Momen itu tak hanya dihadiri warga Kabupaten Rembang saja, namun dari berbagai daerah.
Mereka datang ingin mendapatkan air bekas menjamas atau mencuci Bende Becak. Air tersebut dipercaya dapat membuat seseorang awet muda dan sembuh dari penyakit.Saat menghadiri tradisi itu, Wakil Bupati Rembang, Mohammad Hanies Cholil Barro’ mengatakan jamasan Bende Becak tak sekadar mengingatkan kisah Sunan Bonang dalam menyebarkan agama Islam di Desa Bonang.Namun, prosesi itu merupakan simbol keragaman budaya di Kabupaten Rembang. Ia pun berharap tradisi jamasan Bende Becak tetap dilestarikan.”Saya kebetulan baru kali pertama ini hadir di penjamasan Bende Becak, mewakili pak Bupati. Tradisi-tradisi peninggalan Sunan Bonang yang menjadi syiar agama terus tumbuh sampai sekarang, harus dijaga,“ tuturnya.Terkait air jamasan yang dipercaya membuat seseorang awet muda dan sembuh dari penyakit, ia mengingatkan agar semuanya mesti dikembalikan pada kuasa Allah SWT.”Yang penting jangan menjurus ke syirik, karena yang menyembuhkan tetap Allah SWT,“ ujarnya. Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli FahmiSumber: Rembangkab.go.id
[caption id="attachment_301016" align="alignleft" width="1280"]

Tradisi Jamasan Bende Becak Sunan Bonang di Rembang. (Rembangkab.go.id)[/caption]
MURIANEWS, Rembang – Tradisi jamasan Bende Becak digelar, Minggu (10/7/2022). Agenda itu digelar di Desa Bonang, Kecamatan Lesem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Bende Becak berbentuk mirip gong kecil yang merupakan peninggalan Sunan Bonang. Konon, benda ini adalah sosok utusan yang bernama Becak dari Kerajaan Majapahit.
Raja Majapahit kala itu, Brawijaya V mengutus Becak untuk mengirim surat jawaban ajakan Sunan Bonang untuk masuk Islam. Dalam surat itu, Raja Brawijaya V menolak menjadi penganut Islam.
Baca: Jalan Alternatif Pati-Rembang Rusak
Setelah menyerahkan surat itu, ternyata Becak tak langsung pulang. Ia justru menyanyikan tembang-tembang di depan kediaman Sunan Bonang.
Apa yang dilakukan Becak itu rupanya mengganggu Sunan Bonang dan para santrinya saat sedang mengaji. Sunan bonang pun bertanya, siapa yang menembang di luar itu.
Para santri pun menjawab bahwa suara itu adalah suara Becak, namun justru Sunan Bonang menjawab itu suara bende (gong).
Para Santripun kemudian mengecek keluar. Namun Becak tak ada di sana, santri justru menemukan gong kecil, yang konon bende itu adalah Becak utusan dari Majapahit.
Melansir
rembangkab.go.id, Bende Becak dijamas tiap Hari Raya Iduladha. Momen itu tak hanya dihadiri warga Kabupaten Rembang saja, namun dari berbagai daerah.
Mereka datang ingin mendapatkan air bekas menjamas atau mencuci Bende Becak. Air tersebut dipercaya dapat membuat seseorang awet muda dan sembuh dari penyakit.
Saat menghadiri tradisi itu, Wakil Bupati Rembang, Mohammad Hanies Cholil Barro’ mengatakan jamasan Bende Becak tak sekadar mengingatkan kisah Sunan Bonang dalam menyebarkan agama Islam di Desa Bonang.
Namun, prosesi itu merupakan simbol keragaman budaya di Kabupaten Rembang. Ia pun berharap tradisi jamasan Bende Becak tetap dilestarikan.
”Saya kebetulan baru kali pertama ini hadir di penjamasan Bende Becak, mewakili pak Bupati. Tradisi-tradisi peninggalan Sunan Bonang yang menjadi syiar agama terus tumbuh sampai sekarang, harus dijaga,“ tuturnya.
Terkait air jamasan yang dipercaya membuat seseorang awet muda dan sembuh dari penyakit, ia mengingatkan agar semuanya mesti dikembalikan pada kuasa Allah SWT.
”Yang penting jangan menjurus ke syirik, karena yang menyembuhkan tetap Allah SWT,“ ujarnya.
Penulis: Zulkifli Fahmi
Editor: Zulkifli Fahmi
Sumber: Rembangkab.go.id