Murianews, Blora – Kasus deman berdarah di Kabupaten Blora di awal tahun 2024 ini terus mengalami peningkatan. Sejauh ini, kasus tersebut sudah mencapai 200 kasus dan membuat tujuh orang meninggal dunia.
Rinciannya 159 kasus terjadi pada Januari. Kemudian hingga pekan pertama Februari ini bertambah 41 kasus menjadi 200 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora Edi Widayat menjelaskan kasus demam berdarah mulai melonjak sejak Oktober 2023 lalu. Jumlah tersebut terus meningkat hingga kini. Faktornya lantaran musim hujan.
”Tahun ini musim hujan gak pasti mempengaruhi lonjakan kasus di Blora. Kasus saat ini tinggi. Tren kenaikan kasus Oktober sampai sekarang,” katanya, Rabu (8/2/2024).
Menurutnya, demam berdarah bisa dicegah dengan perilaku masyarakat. Yakni melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang meliputi menguras bak air, mengubur kaleng bekas dan tak menutup bak mandi.
”Itu harus dilakukan. Karena siklus nyamuk betina bisa bertelur 100-150 butir. Kemudian telur berkembang jadi jentik dan menjadi nyamuk dalam waktu sepekan. Harapan kami seminggu sekali ada aktivitas PSN. Biar telur jentik gak bisa jadi nyamuk. Kalau foging hanya membunuh nyamuk besar gak bisa sampai telur,” terangnya.
Edy menambahkan untuk kasus demam berdarah di Kabupaten Blora didominasi oleh anak-anak. Persentasenya bahkan mencapai 70 persen. Dari data tersebut, ia pun meminta kepada masyarakat untuk tanggap dengan gejala demam berdarah.
”Ketika dirasa ada demam tinggi harus segera ke pelayanan kesehatan terdekat. Jangan sampai terlambat. Sehingga bisa terdeteksi sejak dini dan bisa dilakukan penanganan,” ungkapnya
Sementara itu, Bupati Blora Arief Rohman mengaku sudah mendapatkan laporan kasus demam berdarah tersebut. Bahkan, mayoritas rumah sakit sudah penuh lantaran tingginya penyakit tersebut.
”Sudah ada laporan. Saat ini kita hanya bisa pencegahan. Saya sudah perintahkan puskemas, forkopimcam melakukan foging. Kemudian di rumah, sekolah jangan sampai ada genangan,” tambahnya.
Editor: Supriyadi



