DBD di Blora: Sembilan Orang Meninggal usai Terpapar
Nathan
Sabtu, 2 Maret 2024 18:56:00
Murianews, Blora – Kasus penyebaran penyakit demam berdarah dengue atau DBD di Blora, Jawa Tengah semakin mengkhawatirkan. Di pekan kesembilan 2024 ini (2/3/2024), sembilan orang dilaporkan meninggal dunia usai terpapar.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P3) Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Prih Hartanto mengatakan, hingga pekan kesembilan ini, setidaknya ada 154 kasus DBD. Mayoritas pasien DBD merupakan anak-anak.
Ia menduga, peningkatan kasus ini lantaran kondisi cuaca yang tak menentu dan mendukung perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti, penyebab penyebaran penyakit DBD.
”Karena beberapa waktu lalu itu kan ada El Nino. Jadi suhu dan cuaca mempengaruhi gerak perkembangan nyamuk. Akhirnya awal tahun ini, banyak menyerang dan yang terserang DBD,” jelasnya, Sabtu (2/3/2024).
Guna mengantisipasi lonjakan itu, pihaknya pun terus memaksimalkan kampanye pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Metode ini dinilai lebih ampuh ketimbang fooging.
”Padahal (fooging) itu tidak efektif. Tapi kami tetap lakukan fogging. Biar masyarakat lebih tenang. Yang digencarkan ya PSN itu,” tegasnya.
Hartanto mengatakan, saat mengkampanyekan gerakan PSN, pihaknya tak hanya melakukan langkah 3M, menguras dan menutup bak penampungan air serta mendaur ulang benda yang bisa digunakan sarang nyamuk saja.
Dinkes Blora juga mengampanyekan menabur ikan ke dalam bak kamar mandi untuk memberantas jentik-jentik nyamuk.
”Jadi salah satu karang taruna itu ada yang keren. Dia beri ikan ke warga setempat untuk ditaruh kamar mandi. Jentik-jentik nyamuk itu nanti bersih secara organik,” jelasnya.
Dengan langkah yang dilakukan, pihaknya berharap angka DBD di Blora bisa ditekan hingga 70 persen.
”Ini nanti mau coba ke pak Bupati buat kasih imbauan soal gerakkan PSN. Selain itu juga bagi-bagi abate (obat pembunuh jentik nyamuk) ke sekolah-sekolah dan seluruh puskesmas di Blora. Semoga efektif,” tuturnya.
Pihaknya juga berharap masyarakat semakin sadar untuk menggerakkan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungannya. Dengan begitu, kasus DBD diharap segera melandai.
Murianews, Blora – Kasus penyebaran penyakit demam berdarah dengue atau DBD di Blora, Jawa Tengah semakin mengkhawatirkan. Di pekan kesembilan 2024 ini (2/3/2024), sembilan orang dilaporkan meninggal dunia usai terpapar.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P3) Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Prih Hartanto mengatakan, hingga pekan kesembilan ini, setidaknya ada 154 kasus DBD. Mayoritas pasien DBD merupakan anak-anak.
Ia menduga, peningkatan kasus ini lantaran kondisi cuaca yang tak menentu dan mendukung perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti, penyebab penyebaran penyakit DBD.
”Karena beberapa waktu lalu itu kan ada El Nino. Jadi suhu dan cuaca mempengaruhi gerak perkembangan nyamuk. Akhirnya awal tahun ini, banyak menyerang dan yang terserang DBD,” jelasnya, Sabtu (2/3/2024).
Guna mengantisipasi lonjakan itu, pihaknya pun terus memaksimalkan kampanye pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Metode ini dinilai lebih ampuh ketimbang fooging.
”Padahal (fooging) itu tidak efektif. Tapi kami tetap lakukan fogging. Biar masyarakat lebih tenang. Yang digencarkan ya PSN itu,” tegasnya.
Hartanto mengatakan, saat mengkampanyekan gerakan PSN, pihaknya tak hanya melakukan langkah 3M, menguras dan menutup bak penampungan air serta mendaur ulang benda yang bisa digunakan sarang nyamuk saja.
Dinkes Blora juga mengampanyekan menabur ikan ke dalam bak kamar mandi untuk memberantas jentik-jentik nyamuk.
”Jadi salah satu karang taruna itu ada yang keren. Dia beri ikan ke warga setempat untuk ditaruh kamar mandi. Jentik-jentik nyamuk itu nanti bersih secara organik,” jelasnya.
Dengan langkah yang dilakukan, pihaknya berharap angka DBD di Blora bisa ditekan hingga 70 persen.
”Ini nanti mau coba ke pak Bupati buat kasih imbauan soal gerakkan PSN. Selain itu juga bagi-bagi abate (obat pembunuh jentik nyamuk) ke sekolah-sekolah dan seluruh puskesmas di Blora. Semoga efektif,” tuturnya.
Pihaknya juga berharap masyarakat semakin sadar untuk menggerakkan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungannya. Dengan begitu, kasus DBD diharap segera melandai.