Murianews, Blora – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora mulai membedayakan maggot sebagai pengurai sampah organik dari masyarakat. Salah satunya dengan membudidayakan cikal bakal lalat Black Soldier Fly (BSF).
Subkoordinator Pengelolaan Sampah DLH Blora Lindung Arum Setyawan mengaku DLH terinspirasi menggunakan maggot dari salah satu warga Kunduran. Selain di beberapa daerah penggunaan maggot ini sudah lazim digunakan untuk mengurai sampah.
”Sumber makanan utama maggot ini kan dari sampah organik, seperti sayuran dan buah-buahan. Dari situ kami berpikir cara ini bisa mengurangi sampah organik yang masuk ke TPA Temurejo ini,” ucapnya.
Lindung juga mengatakan, maggot pun bisa digunakan untuk pakan ternak ayam dan ikan. Apalagi, maggot mengandung kaya protein yang sangat baik untuk ternak.
”Itu jadi nilai jual maggot. Banyak manfaatnya,” tuturnya.
Meski demikian, pihaknya masih belum meperjual-belikan maggot. Sebab, masih fokus untuk pengembangan produksinya.
”Saat ini kami masih fokus untuk pengembangan produksi. Jadi belum tahu harga jualnya nanti seperti apa. Karena masih bertujuan untuk edukasi,” terangnya.
Pihaknya mengakui, ada kesulitan dalam membudidaya maggot. Salah satunya mengembangbiakan sehingga produksi masih belum maksimal. Hal ini lantaran sarana dan prasarana budidaya maggot belum sempurna.
”Kondisi lingkungan hidup maggot juga kurang optimal suhu kelembabannya. Saat ini, itu kendalanya,” jelasnya.
Editor: Supriyadi



