Rabu, 19 November 2025

Murianews, Blora – Warga Desa Sendangagung, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, sangat membutuhkan pembangunan jembatan memadai sebagai penghubung antar dukuh. Yakni, Dukuh Gapuk dan Dukuh Sendangagung.

Dua dukuh tersebut terpisah oleh aliran Sungai Lusi. Selama ini, akses kedua dukuh lebih dekat melalui jembatan sempit yang dinilai tidak lagi memadai untuk mendukung aktivitas warga.

Kondisi jembatan yang sempit dan kurang aman ini berdampak langsung pada aktivitas ekonomi warga, terutama bagi mereka yang mengangkut hasil pertanian. Kendaraan roda empat tidak bisa melewati jembatan ini, sehingga warga yang menggunakan mobil atau truk terpaksa harus memutar jauh sejauh 10 kilometer melalui wilayah Kecamatan Banjarejo.

Kepala Desa Sendangagung M Dasri menjelaskan, bahwa usulan pembangunan jembatan yang lebih layak sudah disampaikan sejak tahun 2015 dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Ngawen. Namun, hingga kini, realisasi dari usulan tersebut belum juga terwujud.

”Setiap tahun terus mengusulkan pembangunan jembatan ini, baik dalam Musrenbang maupun langsung kepada pemerintah daerah. Dirinya berharap usulan ini bisa masuk dalam anggaran APBD atau bahkan APBN, tetapi sampai saat ini belum ada tindak lanjut yang jelas,” jelasnya jumat (25/10/2024).

Menurut Dasri, saat ini, warga memanfaatkan jembatan sempit sepanjang 50 meter yang dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Lebar jembatan yang hanya sekitar 1,5 meter hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.

Itupun, ketika ada pengendara dari arah berlawanan yang harus bersimpangan maka salah satunya harus berhenti dan menunggu. ”Usulan pembangunan jembatan ini pernah masuk dalam perencanaan pemerintah pada tahun 2018. Namun, rencana tersebut tiba-tiba menghilang tanpa ada penjelasan lebih lanjut,” pungkasnya.

Editor: Dani Agus

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler