Kebocoran ini mencakup berbagai informasi sensitif, seperti catatan pajak, data anggaran, hingga informasi pegawai, yang berpotensi mengancam privasi serta operasional pemerintahan.
Serangan ini pertama kali terungkap melalui unggahan di Breachforums, sebuah forum yang sering digunakan peretas untuk membagikan atau memperdagangkan data hasil kejahatan siber.
Dalam unggahannya pada 24 Desember 2024, kelompok HELLCAT mengklaim bahwa data yang mereka bobol mencakup periode 2018–2024.
Namun dari unggahan tersebut, ternyata diklaim merupakan kejadian lama oleh Bupati Blora Arief Rohman. Pihaknya mengaku, saat ini data yang ada di Blora Aman dan tidak terpengaruh hal tersebut.
"Itu kejadian lama, aplikasi itu sudah tidak kami pakai,jadi tidak pengaruh,"jelasnya saat diwawancarai dirumah dinasnya, Kamis (13/3/2025).
Menurut Bupati Blora, kejadian tersebut sudah pada Desember 2024 lalu. Dan saat ini Pemkab Blora sudah tidak memakai aplikasi itu lagi.
Murianews, Blora - Kelompok peretas yang mengatasnamakan HELLCAT mengklaim telah membobol 82 GB data keuangan dari Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Pemkab Blora.
Kebocoran ini mencakup berbagai informasi sensitif, seperti catatan pajak, data anggaran, hingga informasi pegawai, yang berpotensi mengancam privasi serta operasional pemerintahan.
Serangan ini pertama kali terungkap melalui unggahan di Breachforums, sebuah forum yang sering digunakan peretas untuk membagikan atau memperdagangkan data hasil kejahatan siber.
Dalam unggahannya pada 24 Desember 2024, kelompok HELLCAT mengklaim bahwa data yang mereka bobol mencakup periode 2018–2024.
Namun dari unggahan tersebut, ternyata diklaim merupakan kejadian lama oleh Bupati Blora Arief Rohman. Pihaknya mengaku, saat ini data yang ada di Blora Aman dan tidak terpengaruh hal tersebut.
"Itu kejadian lama, aplikasi itu sudah tidak kami pakai,jadi tidak pengaruh,"jelasnya saat diwawancarai dirumah dinasnya, Kamis (13/3/2025).
Menurut Bupati Blora, kejadian tersebut sudah pada Desember 2024 lalu. Dan saat ini Pemkab Blora sudah tidak memakai aplikasi itu lagi.
Sudah tidak dipakai...
"Sudah tidak pakai itu lagi dan saat ini menginduk di pusat jadi semoga tidak ada Masalah," pungkasnya.
Sementara itu, beberapa lembaga keamanan siber internasional seperti Falcon Feeds, GB Hacker, dan Hackmanac turut mempublikasikan insiden ini.
Mereka melaporkan bahwa peretas tidak hanya mencuri data, tetapi juga meminta tebusan sebesar 1,5 Bitcoin atau setara dengan lebih dari Rp 2 miliar. Jika permintaan tidak dipenuhi, data tersebut terancam dijual secara luas di pasar gelap dunia maya.
Editor: Budi Santoso