Pertemuan itu membahas langkah-langkah percepatan musim tanam kedua (MT2) dan juga upaya mengejar target Luas Tambah Tanam (LTT) dari 20 hektare menjadi 25 hektare.
Agenda itu sendiri merupakan tindak lanjut dari kunjungan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Sabtu (15/3/2025) lalu.
”Sesuai arahan langsung yang disampaikan Pak Presiden di berbagai kesempatan, termasuk saat retret di Magelang lalu. Kita diminta untuk mendukung program swasembada pangan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pada Maret ini Blora masuk delapan besar nasional produksi padi sebanyak 28 ribu hektare.
Menurutnya, prestasi itu membuktikan Blora sebagai lumbung pangan nasional di Jateng setelah Grobogan.
Murianews, Blora – Bupati Blora Arief Rohman mengumpukan sejumlah pejabat stakeholder pertanian dan TNI-Polri di Ruang Pertemuan Setda Blora, Senin (17/3/2025).
Pertemuan itu membahas langkah-langkah percepatan musim tanam kedua (MT2) dan juga upaya mengejar target Luas Tambah Tanam (LTT) dari 20 hektare menjadi 25 hektare.
Agenda itu sendiri merupakan tindak lanjut dari kunjungan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Sabtu (15/3/2025) lalu.
Hadir di pertemuan itu, Sekda Blora Komang Gede Irawadi, Kasdim 0721/Blora Mayor Inf Bani, Kabag SDM Polres Blora AKP Pujiono, dan Forkompimcam, koordinator penyuluh pertanian, serta Bulog.
”Sesuai arahan langsung yang disampaikan Pak Presiden di berbagai kesempatan, termasuk saat retret di Magelang lalu. Kita diminta untuk mendukung program swasembada pangan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pada Maret ini Blora masuk delapan besar nasional produksi padi sebanyak 28 ribu hektare.
Menurutnya, prestasi itu membuktikan Blora sebagai lumbung pangan nasional di Jateng setelah Grobogan.
Melihat itu, Blora pun mendapatkan target dari Kementan untuk memperluas wilayah tanamnya, yakni sebanyak 25 ribu hektare.
Fokus Swasembada Pangan...
Terkait target itu, pihaknya mengajak seluruh stakeholder untuk melakukan percepatan dan menyosialisasikannya pada petani. Tujuannya agar setelah panen, tanah bisa segera diolah dan ditanami kembali.
”Jadi kita semua harus fokus program swasembada pangan. Apalagi mayoritas masyarakat Blora merupakan petani,” tandasnya.
Adapun puncak panen di Blora diprediksi dapat dilakukan pada bulan ini. Ia pun meminta Dinas Pangan, Petanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Blora mengupayakan penambahan mesin panen pati, combine harvester.
Menurutnya, idealnya setiap desa adas satu combine harvester. Dengan begitu, proses panen tidak membutuhkan waktu lama dan petani dapat segera mengolah tanahnya kembali untuk MT2.
”Kendala di lapangan saat ini panennya tidak bisa cepat karena keterbatasan combine. Bahkan harus mendatangkan dari Jawa Timur,” lanjutnya.
Sementara itu, Sekretaris DP4 Blora, Lilik Setyawan menerangkan hingga 17 Maret ini sudah ada 10 ribu hektare lahan tanam padi yang sudah memasuki MT2.
Ia pun yakin bisa mengejar target 25 ribu hektare dari Kementan. Sebab, tinggal membutuhkan 15 ribu hektare lagi.
”Potensinya untuk MT2 masih ada seluas 37 ribu hektare. Sehingga untuk mewujudkan target dari Kementerian Pertanian 25 ribu hektare, jika kita gerak bersama optimis bisa tercapai. Prediksi cuaca hujan juga masih turun sampai April-Mei nanti,” bebernya.
Editor: Zulkifli Fahmi