Murianews, Grobogan – Jumlah desa terdampak kekeringan di Grobogan, Jawa Tengah masih terus bertambah. Hingga kini, sudah ada 116 desa dari 19 kecamatan di Grobogan yang krisis air bersih.
Dari data BPBD Grobogan, dari total desa yang meminta bantuan air bersih tersebut, masih ada empat desa yang belum terlayani. Keempatnya berada di Kecamatan Klambu (2 desa), Karangrayung (1 desa) dan Kedungjati (1 desa).
Selama kekeringan beberapa bulan belakangan ini, pihak BPBD Grobogan sudah menyalurkan sebanyak 4,4 juta liter air bersih. Total, ada lebih dari 900 tangki air dikerahkan untuk menjangkau desa-desa kekeringan tersebut.
Kepala BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan, pihaknya belum ada rencana menaikkan status bencana. Meski, sudah seluruh kecamatan mengalami kekeringan.
”Tidak ditingkatkan. Kemarin sudah ada yang mulai hujan,” katanya, Senin (9/10/2023).
Sementara itu, Kasi Kedaruratan BPBD Grobogan Masrichan menjelaskan, meski secara umum tidak ada masalah terkait pengiriman air bersih, namun pihaknya mengharapkan ada keringanan biaya BBM. Sebab, untuk daerah yang jauh membutuhkan BBM hingga 25 liter sekali pengiriman.
”Penggunaan solar bersubsidi untuk plat merah hanya pada armada Damkar, sedangkan BPBD tidak. Padahal kami mengirim air ke daerah bencana. Maka kami hanya bisa menggunakan BBM jenis dexlite, tidak bisa pakai solar. Padahal selisihnya cukup banyak, antara Rp150 ribu sampai Rp200 ribu,” bebernya.
Editor: Budi Santoso



