Rabu, 19 November 2025

Murianews, Grobogan – Dua caleg terpilih PDIP Grobogan akhirnya benar-benar dicoret dan digantikan dengan nama lain. Keduanya dicoret setelah dikabarkan mengundurkan diri terkait sistem Komandante yang diterapkan partai.

Dalam salinan surat keputusan KPU Grobogan terkait penetapan caleg terpilih pada Pemilu 2024 yang diterima Murianews.com, nama Asih Wiji Astuti di dapil 1 dan Siswati Budhiyani di dapil 2 sudah tidak ada dalam daftar.

Sebagai gantinya, yakni Norisa Sintikhe Matatias dengan perolehan suara 7.257 suara di dapil 1 dan Erin Vincia Dora dengan 4.854 suara di dapil 2.  Erin sebenarnya bukan peraih suara terbanyak setelah Siswati.

Di bawah Siswati masih ada nama Bambang Guritno. Namun, karena Bambang Guritno juga dianggap mengundurkan diri, maka caleg terpilihnya menjadi Erin.

Surat perubahan keputusan KPU Grobogan itu sendiri terbit 4 Mei 2024, atau dua hari setelah penetapan KPU Grobogan tentang caleg terpilih pada Pemilu 2024.

Ketua KPU Grobogan Agung Sutopo menyatakan, pihaknya bekerja sesuai regulasi yang berlaku. Pencoretan keduanya, sudah sesuai dengan ketentuan Pasal (2) Bab V dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

”Kami bekerja sesuai dengan regulasi, Mas,” katanya, Senin (20/5/2024).

Dalam pasal tersebut disebutkan, penggantian caleg terpilih bisa dilakukan apabila caleg terpilih melakukan pelanggaran larangan kampanye sebagaimana disebutkan dalam ketentuan perundang-undangan berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

Untuk diketahui, dalam pleno penetapan caleg terpilih yang digelar KPU Grobogan, 2 Mei 2024 lalu, nama Asih dan Siswati tetap ada dalam lampiran. Asih tercatat mendapatkan 8.387 suara, dan Siswanti dengan 5.657 suara.

Saat itu, Wakil Ketua DPC PDIP Grobogan Bidang Ideologi dan Kaderisasi Yoyok Prihantoro menjelaskan, dua nama tersebut menjadi kendala tersendiri bagi pihaknya.

Sebab, di internal partainya terdapat sistem komandante alias komandan tempur. Kedua nama tersebut dianggap melanggar sistem itu.

”Untuk nama-nama ini ada kendala. Kita ada sistem komandante, komandan tempur. Jadi (mereka) mengundurkan diri, karena kita ada daerah binaan,” ujarnya saat itu.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar